AkademikaSastra

Pernah, Bukan Punah, Hanya Sudah

Untuk hati yang sedang menyembuhkan diri

Sampai saat ini aku masih belum paham makna kehilangan

Haruskah dirayakan dengan tangisan

Ataukah dengan senyuman

Aku pernah mencintai seseorang, ia menjadi kebanggaanku

Namanya terbang bersama do’a terbaikku

Mungkin saja semesta hampir bosan

Setiap kali ku rindu selalu kuatas namakan dia

Ia ada, untuk dia, aku bersedia.

Pada akhirnya,

Ia tetaplah takdir yang harus kuikhlaskan

Aku dihantui bayang-bayang

Ingatanku dihukum kenangan

Takdirku dipukul kenyataan

          Aku sedang menyembuhkan hati dengan apapun

          Satu harapanku, semoga jatuh cintaku dikemudian hari direstui semesta

          Karna pada akhirnya, segala yang kita sayang akan hilang

          Entah diambil tuhan atau diambil orang

          Kita Pernah, Bukan Punah, Hanya Sudah

Penulis: AR

Baca Juga:  Moment Politik : Indonesia Minim Isu Politik Hijau

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda