Penegasan Allah SWT Tentang Berbuat Baik
Jakarta, Deras.id – Allah Swt menegaskan dalam ayat Al-Qur’an bahwa Ia mencintai manusia yang melakukan kebaikan dalam kondisi apapun baik dalam kondisi senang maupun susah. Salah satu ayat yang menegaskan hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 134.
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Arab-Latin: Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-‘āfīna ‘anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn
Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Menurut tafsir ringkas Kementerian Agama (Kemenag), surat Ali Imran ayat 134 menjelaskan tentang orang yang senantiasa berinfak dalam keadaan berlebih dan kekurangan. Selain itu mengenai orang yang mampu menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan orang lain dan senantiasa berbuat baik kepada orang yang jahat kepadanya maka Allah akan melimpahkan rahmad kepada orang tersebut.
Selain itu juga dijelaskan dalam tafsir tahlili mengenai surat Ali Imran ayat 134 mengenai ciri-ciri dan sifat orang yang bertakwa.
Pertama, bahwa orang tersebut senantiasa bersedekah dalam keadaan berlebih maupun dalam keadaan sempit, dalam hal ini bersedekah sesuai dengan kesanggupannya karena bersedekah bisa dengan berbagai macam hal bukan hanya berupa barang dan uang.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اِتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ وَرُدُّوا السَّائِلَ وَلَوْ بِظُلْفٍ مُحْرَقٍ (رواه أحمد في مسنده)
“Peliharalah dirimu dari api neraka meskipun dengan menyedekahkan sepotong kurma, dan perkenankan permintaan seorang peminta walaupun dengan memberikan sepotong kuku hewan yang dibakar.” (HR. Ahmad)
Kedua, orang yang senantiasa menahan amarah. Ciri ketakwaan bisa dilihat melalui kemampuannya menahan amarah, dirinya sekuat tenaga menahan diri dan setelah amarahnya reda dia mampu bertindak adil tidak terbawa amarah. Orang yang sudah terbiasa melatih dirinya menahan amarah maka tidak akan bertindak melampaui batas, dan menganggap bahwa orang yang tidak bersikap adil kepadanya karena khilaf atau tidak sengaja dan ia pun memaafkannya.
Ketiga, orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Bila kejahatan dibalas dengan memaafkan dan bersikap baik kepada orang tersebut maka yang melakukan perbuatan tersebut akan sadar telah melakukan perbuatan yang sangat buruk.
Keempat, orang yang berbuat baik. Orang yang bertakwa senantiasa akan berbuat baik selain dia memaafkan orang yang berlaku jahat kepadanya dirinya juga senantiasa berperilaku baik kepada orang tersebut.
Penulis: Una lEditor: Ifta