Analisa

Mengasah Asa Sepakbola Indonesia dari Argentina

Pada tanggal 19 Juni 2023, Tim Nasional Indonesia akan menghadapi sang juara Piala Dunia Qatar Argentina dalam Fifa Match Day di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Ini menjadi momen berharga untuk semakin meningkatkan performa dan skil pemain Timnas Indonesia pasca menjuarai Sea Games Kamboja beberapa pekan lalu.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan, pertandingan tersebut akan menjadi modal besar bagi generasi muda dan pemain sepakbola, khususnya pemain Timnas Indonesia.

“Artinya apa ini pertandingan bersejarah buat Argentina, buat Indonesia, dan tentu generasi muda pesepakbola Indonesia. Sudah diajak main sama Argentina mentalnya masih di bawah atau udah di atas,” ujar Erick di ruang konferensi pers Gelora Bung Karno (24/5/2023).

Memanfaatkan penggemar sepakbola terbesar di dunia

Hingga saat ini, tak ada olahraga yang mendapatkan sambutan paling meriah dan gegap gempita dari masyarakat selain sepak bola. Untuk itulah, sepak bola bukan sekedar olahraga, tapi sebuah ajang yang menimbulkan konflik,  dan menjadi perhatian mafia dan para diktator.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki antusias yang tinggi terhadap olahraga sepak bola. Hampir seluruh lapisan masyarakat menggemari olahraga ini. Terbukti dengan menjamurnya klub-klub sepak bola di berbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, Indonesia merupakan negara negara penggemar sepakbola terbanyak. Hasil riset multinasional Ipsos mencatat, memiliki penggemar sepak bola terbesar di dunia. Dari seluruh responden Indonesia, proporsi yang menyukai sepak bola mencapai 69 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding puluhan negara lain yang disurvei.

Indonesia juga mengalahkan Arab Saudi yang proporsi penggemar sepak bolanya 67 persen, serta Uni Emirat Arab 65 persen. Kemudian India dan Argentina memiliki persentase penggemar sepak bola masing-masing 60 persen dan 51 persen.  

Baca Juga:  Sanksi Tegas Bagi Perusahaan yang Mager Bayar THR

Sementara, Brasil dan Afrika Selatan dengan persentase masing-masing 50 persen. Menurut Ipsos, dari 16 negara yang tim nasionalnya berlaga di Piala Dunia 2022, hanya ada 3 negara yang memiliki proporsi penggemar di atas 50 persen, yaitu Arab Saudi, Argentina, dan Brasil.

Mereduksi kerusuhan fanatisme suporter

Peristiwa perkelahian penonton dalam sepakbola di indonesia dalam jumlah besar mulai tampak setelah bergulirnya liga super indonesia dan melibatkan tim sepakbola yang mewakili kota-kota besar di indonesia, seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, Arema Malang, PSIS Semarang, Persis Solo, dan sebagainya.

Kasus kematian suporter sepak bola di Indonesia terus muncul dalam beberapa tahun terakhir. Menurut lembaga penelitian Save Our Soccer (SOS), setidaknya sudah ada 78 suporter bola yang tewas sejak Januari 1995 sampai Juni 2022. Mayoritas suporter yang tewas adalah pendukung klub sepak bola asal Surabaya, yakni Persebaya, dengan jumlah total 17 orang. Kemudian suporter Arema dan Persija yang tewas masing-masing sebanyak sembilan orang.

Kemudian ada delapan orang Bobotoh atau pendukung Persib yang tewas selama periode Januari 1995 sampai Juni 2022. Kasus terbarunya terjadi pada Jumat (17/6/2022), di mana dua orang Bobotoh meninggal saat hendak menyaksikan laga Persib melawan Persebaya dalam turnamen Piala Presiden 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung. Dua bobotoh tersebut, yaitu Ahmad Solihin dan Sopiana, diduga meninggal karena kehabisan oksigen akibat berdesak-desakan.

Baca Juga:  Momen Lebaran Tumbuhkan Ekonomi Secara Signifikan

Berikutnya terdapat lima orang suporter klub sepak bola asal Semarang (PSIS) yang tewas. Diikuti oleh pendukung Timnas dan Persita masing-masing empat orang tewas, kemudian pendukung PSMS dan PSIM masing-masing 3 orang tewas. Jika dilihat berdasarkan penyebab kematiannya, mayoritas suporter sepak bola tewas karena pengeroyokan. Ada pula yang meninggal karena jatuh dari kendaraan dan tusukan benda tajam.

Yang terbaru adalah Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 suporter sepak bola. Bencana tersebut merupakan bencana paling mematikan kedua dalam sejarah sepak bola dunia setelah tragedi Estadio Nacional di Peru pada tahun 1964 yang menewaskan 328 orang. Kejadian tersebut mendapat kecaman dari pecinta sepak bola di Indonesia bahkan dunia.

Membenahi sistem finansial klub dan performa Timnas

Timnas Merah Putih masih kokoh menempati peringkat ke-28 di Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan peringkat ke-5 di Asia Tenggara. Posisi puncak peringkat FIFA di wilayah Asia Tenggara masih ditempati oleh Vietnam dengan raihan 1.229,69 poin alias naik 1,06 poin dari posisi 22 Desember 2022. Secara global, peringkat FIFA Vietnam juga naik dari peringkat 96 ke-95.

Kemudian, ada Thailand di peringkat kedua Asia Tenggara, dengan perolehan total  1.178,88 poin pada 6 April 2023. Lalu, Malaysia di peringkat ketiga dengan total koleksi 1.082,13 poin. Di bawah Indonesia, ada Singapura yang berhasil menggeser posisi Myanmar dengan raihan 1.014,04 poin. Sementara, Myanmar mencatatkan total poin 998,41 poin.

Di level internasional, Timnas Indonesia berhasil naik dua peringkat dari peringkat 151 ke-149 dalam daftar Ranking FIFA pada kategori pria alias men’s rankings yang dirilis pada Kamis, 6 April 2023. Laporan Federasi Sepak Bola Dunia alias FIFA mencatat, perolehan poin Timnas Indonesia mencapai 1.046,14 poin pada bulan ini alias naik 12,24 poin dari periode 22 Desember 2022.

Baca Juga:  Rokok!Diandalkan, Namun Dibatasi!

Selain itu, untuk mengembangkan sepakbola dari segi ekonomi, dapat menerapkan teori ekonomi klasik untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, seperti supply-demand pemain sepakbola, nilai pasar klub dan tiket suatu pertandingan sepakbola.

Sementa dalam sepakbola, klub, pemain, dan fans hanyalah komponen untuk menghasilkan hiburan yang berkualitas. Dari sisi ekonomi, pendapatan dari variabel yang ada, seperti tiket dan penjualan merchandise, sponsor, pembayaran live broadcast, dan pasar taruhan menunjukkan bahwa sepakbola adalah pekerjaan yang profesional.

Performa pemain dan klub di lapangan perlu dicatat sebagai hal terpenting yang berkorelasi dengan kesuksesan ekonomis. Transparansi finansial juga perlu dikedepankan untuk menghasilkan good club policy.

Transparansi finansial berupa data finansial suatu klub dan statistik finansial liga di Indonesia belum diterapkan karena masyarakat atau pihak-pihak terkait tidak dapat diakses secara publik. Oleh karena itu, banyaknya penggemar sepakbola tanah air, klub memiliki peluang yang sangat besar untuk memajukan internal hingga skil para pemain.

Keterampilan teknik dalam bermain sepak bola harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap pemain sepak bola. Teknik dasar serta jumlah jam terbang bertanding sangat berpengaruh terhadap keterampilan seorang pemain dalam bermain sepak bola untuk mendapatkan hasil pertandingan yang memuaskan.

Penulis: Uud | Editor: Arno

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda