Perspektif

Mahasiswa Yang Organisatoris Menjadi Mahasantri, Apakah Bisa?

Oleh: Imania Kinanda*

Mahasiswa organisatoris atau bisa kita sebut sebagai mahasiswa yang terlibat aktif di organisasi kampus merupakan mahasiswa yang mempunyai jiwa humanisme atau jiwa perikemanusiaan yang sangat tinggi. Bisa dibayangkan sibuknya mahasiswa yang ikut organisasi cara memanage waktu antara kuliahnya sama organisasinya itu sangatlah sulit, apalagi mahasiswa yang baru pertama kali ikut organisasi.

Banyak yang mengira kuliah sambil mondok itu adalah suatu hal yang sangat hebat. Dan sangat minim sekali mahasiswa yang memilih tempat tinggal di pondok, karena mereka beranggapan kehidupan dipondok banyak aturannya apalagi yang kampus nya kampus umum. Menurut saya pribadi di pondok tidak selalu banyak aturan dan tidak ketat. Tidak semua pondok seperti itu. Tergantung kitanya aja niat apa tidaknya.

Baca Juga:  Mahasiswa UI Tewas Tertabrak Mobil Pensiunan Polisi Malah Jadi Tersangka

Untuk para orang tua dan mahasiswa atau calon mahasiswa yang ingin tinggal di pondok harus pintar-pintar mencari pondok yang sekiranya tidak terlalu mengekang mahasiswanya dalam perkuliahan dan organisasi.

          Lantas bagaimana seorang mahasiswa yang organisator sekaligus menjadi mahasantri ? bagaimana cara membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan kegiatan pondok ?.

Inilah cara bagaimana seorang mahasiswa membagi waktu :

  1. Membuat jadwal, kalian bisa membuat jadwal perkuliahan, rapat organisasi, dan kegiatan pondok. Buatlah jadwal harian, mingguan, bulanan bahkan persemester.
  2. Membuat to-do list, to-do list merupakan skala yang lebih kecil dari pada jadwal. To-do list yaitu daftar pekerjaan yang memiliki waktu deadline terdekat atau akan dilaksanakan pada waktu dekat. Membuat to-do list dapat memudahkan untuk membagi waktu.
  3. Skala prioritas, skala prioritas ditentukan dengan mengklasifikasi kegiatan berdasarkan tingkat kepentingan atau urgensi. Misal kegiatan yang lebih penting dan mendesak bisa dilaksanakan terlebih dahulu, lalu kegiatan yang kurang penting tetapi mendesak bisa dilakukan setelahnya. Kegiatan yang penting tapi tidak mendesak bisa ditunda sesaat. Dan kegiatan tidak penting dan tidak mendesak dapat ditunda dan kalau bisa ditinggalkan
  4. Kerjakan di awal, misal ada tugas kuliah dari dosen bisa langsung dikerjakan dan jangan sering menunda nunda tugas dari dosen, setelah selesai bisa langsung dilanjut organisasi dan kegiatan pondok.
  5. Disiplin, disiplin waktu kegiatan yang telah di rancang di jadwal dan to-do listnya. Biasakan diri untuk disiplin waktu.
Baca Juga:  Benarkah Hilirisasi Jawaban Terbaik untuk Industrilisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FKIP Universitas Jember; Kelahiran Lumajang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda