Larangan Tiup Makan dan Minum Dalam Islam
Jakarta, Deras.id – Islam memiliki adab atau tata cara ketika makan dan minum. Salah satunya tidak meniup makanan atau minuman walaupun masih dalam kondisi panas. Seperti yang dinukil dari sebuah buku berjudul Buku Pintar 50 Adab karya Arfiani.
Sebaliknya, apabila kita mendapati makanan dan minuman kita masih panas, hendaknya kita membiarkannya sampai mendingin terlebih dahulu baru dimasukkan ke dalam mulut.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,
إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الأِناَءِ، وَأِذَاأَتَى اخَلَاءَ فَلَا يَمَسَّ ذَكَرَهُ …..
Terjemahan: “Apabila kalian (sedang) minum, maka jangan bernapas di dalam gelas, dan ketika buang hajat janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan….” (HR. Bukhari).
Dalam hadis lain juga disebutkan aturan larangan meniup makanan dan minuman dalam Islam. Hadis itu berbunyi, Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda,
أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الْإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ
Terjemahan: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernapas di dalam gelas atau meniup isi gelas.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Islam memang sudah mengatur dari persoalan yang besar hingga hal kecil seperti makan dan minum. Walaupun begitu, hal tersebut perlu diperhatikan karena memiliki manfaat, larangan meniup makanan dan minuman salah satu manfaatnya yakni untuk kesehatan tubuh.
Imam Annawawi mengungkapkan alasan mengapa meniup makanan atau minuman panas dilarang dalam agama Islam. Beliau berpendapat bahwa larangan ini termasuk ke dalam adab dalam makan dan minum.
Beliau menyampaikan bahwa meniup udara ke dalam gelas yang berisi minuman yang masih panas dikhawatirkan dapat akan mengotori air minum atau ada sesuatu yang jatuh dari mulut atau dari hidung atau semacamnya (Syarh Shahih Muslim, 3/160).
Aturan tersebut sudah ada dari zaman dulu, sebelum dunia mengenal teknologi di mana ketika diteliti hal tersebut memiliki manfaat yang besar. Ada beberapa alasan mengapa hal tersebut dilarang,
Pertama, bertemunya H20 (air dalam gelas) dengan karbondioksida atau CO2 (udara yang keluar melalui mulut), dapat menghasilkan asam karbonat atau H2CO3.
Senyawa inilah yang tidak baik untuk tubuh kita. Sebab, apabila senyawa ini masuk ke dalam perut, dapat menyebabkan penyakit.
Kedua, sisa-sisa makanan dalam mulut akan membusuk sehingga menyebabkan bau mulut tidak sedap. Bau yang dihasilkan mulut inilah yang berbahaya untuk tubuh kita.
Apabila ditiupkan dalam air panas lalu kita minum, maka partikel itu akan menempel pada air atau makanan tadi. Hal inilah yang sangat tidak baik jika diminum lagi.
Oleh karena itu, kedua alasan inilah yang menyebabkan Nabi kita melarang umatnya untuk meniup makanan dan minuman yang akan kita konsumsi.
Penulis: Una l Editor: Ifta