Religi

Jawaban untuk Orang yang Membid’ahkan Tahlilan dengan Alasan Menyusahkan Keluarga Duka

Jakarta, Deras.id – Ikhtilaf memang dianjurkan dalam islam, sebab dalam satu hadits atau maqalah dikatakan “Ikhtilaf baina ummati rahmatun”, perbedaan di antara ummatku adalah Rahmat. Larangan atas perbedaan jika menimbulkan perpecahan (iftiraq). Peristiwa ini sering kita dengarkan dari kelompok yang kerapkali membid’ah-bid’ahkan tradisi atau budaya ormas Islam lainnya dan mengaggap golongan dia yang paling benar. Termasuk yang sering dikatakan bid’ah adalah tradisi Tahlilan, salah satu alasannya karena dianggap menyusahkan keluarganya yang sedang berduka.

Salah satu contoh bid’ah yang dimakruhkan bagi keluarga yang ditinggalkan adalah menyembelih hewan ternak ketika jenazah dibawa keluar dari rumahnya, atau ketika dimakamkan. Juga dimakruhkan bagi mereka untuk mempersiapkan makanan yang akan disajikan kepada para penta’ziyah, seperti yang mereka lakukan ketika hendak melakukan pesta pernikahan atau perayaan lainnya.

Baca Juga:  Makanan Lezat Tapi Berpotensi Bahaya, Bagaimana Hukumnya?

Apalagi jika keluarga jenazah adalah keluarga yang tergolong tidak mampu, maka hukumnya menjadi haram bagi mereka untuk mempersiapkan makanan dan menyajikannya. Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Jarir bin Abdullah dia berkata, “Dulu (di zaman jahiliyah) kami terbiasa mengumpulkan beberapa orang untuk pergi ke rumah keluarga jenazah,lalu mereka yang berduka membuatkan makanan untuk kammi”.

Lain halnya jika makanan itu dipersiapkan oleh para tetangga atau sahabat keluarga atau semacarnnya, yang diperuntukkan bagi keluarga yang ditinggalkan, maka hal itu diperbolehkan, bahkan dianjurkan, sebagaimana diriwayatkan dari Nabi Muhammad:

اصْنَعُوْ‍ا لأَهْلِ جَعْفَرٍ طَعَامًافَقَدْ جَاءَهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ

Masakkanlah makanan oleh kalian untuk keluarga Ja’far, karena pikiran mereka saat ini sedang galau”.

Baca Juga:  Hukum Orang Islam Menerima Pemberian Non-Muslim

Sebaiknya keluarga jenazah juga diingatkan atau dipaksakan untuk makan, karena biasanya kesedihan akan membuat seseorang menjadi lupa makan atau juga tidak enak makan.

Seperti yang kita ketahui penjelasan di atas memiliki relevansi dengan budaya tahlilan di Indonesia. Biasanya tetangga turut bergotong royong dalam mengurangi beban keluarga duka dengan cara memberi beras dan untuk diberikan kepada orang yang datang tahlilan. Jelas sudah bahwa yang terjadi bukan menambah beban keluarga.

Penulis:  M.FSA I Editor: Apr

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda