Religi

Etika Pelajar Dalam Menuntut Ilmu

Jakarta, Deras.id – Adab dan ilmu ibarat dua mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling berkelindan satu sama lain. Asumsi ini menjadi nilai yang selalu dibudayakan oleh pelajar muslim yang menuntut ilmu. Sebagaimana HR Ibnu Majah:

“Mencari ilmu adalah kewajiban setiap Muslim, dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan”

Bagi pelajar ada hal yang sangat penting untuk selalu diingat, bahwa mencari ilmu harus memiliki etika dan adab. Syeikh Az-Zarnuji menulis syair Sayyidina Ali bin Abi Thalib tentang hal tersebut yang artinya

“Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu kecerdasan, kemauan,  sabar,  biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama”

Baca Juga:  Simak! Amalan 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan

Syeikh Az-Zarnuji menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperhatikan bagi para penuntut ilmu:

Pertama, mencari guru yang memiliki wawasan tinggi dan luas pengetahuannya. Sebab guru yang baik ialah dia yang memiliki keluasan ilmu, wawasan dan pengetahuan serta memiliki keahlian dalam bidangnya. Jika ingin belajar tafsir, fikih, hadits maka datangilah kepada seorang ulama yang kompeten dan jika ingin belajar biologi, geografi, fisika maka datangilah ahlinya.

Kedua, memilih orang yang waras agar mampu menghindar dari melakukan hal yang haram ataupun keburukan. Ini sangat penting karena berapa banyak doktor, insinyur, pejabat pemerintah yang berilmu tinggi namun melakukan tindak kejahatan seperti korupsi, suap, menindas rakyat kecil akibat tidak ada sebuah pertanggungjawaban dari mereka akan ilmu yang telah didapatkan.

Baca Juga:  Tata Cara Salat Qadha’

Ketiga, memilih guru yang lebih berumur atau banyak pengalaman. Hal ini membuat seorang pelajar lebih takzim dan hormat kepada gurunya sebagaimana perintah Rasulullah agar menghormati orang yang lebih tua. Meskipun belajar kepada orang yang sebaya ataupun lebih muda boleh-boleh saja, akan tetapi hal tersebut akan mengurangi rasa takzim dan hormat. Juga biasanya, orang-orang yang berumur lebih kaya akan pengalaman sehingga patut untuk ditimba ilmunya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda