Jakarta, Deras.id – Siswi kelas XI SMAN 1 Samarapura Ni Komang Tri Setia terpilih menjadi pembawa baki dalam Upacara Penurunan Bendera Merah Putih yang digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN), Sabtu (17/8/2024) pukul 17.00 Wita atau 16.00 WIB. Ni Komang Tri Setia termasuk ke dalam tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Indonesia Maju.
“Dari 76 putera-puteri Indonesia terpilih, telah dibagi tugas dan peran dalam Tim Nusantara Baru untuk pagi dan Tim Indonesia Maju untuk sore dalam formasi 17, 8, dan 45,” kata HUMAS BPIP dalam keterangan tertulis dikutip Deras.id, Sabtu (17/8/2024).
Awalnya Tri Setia sebagai wakil SMA untuk mengikuti tes Paskibraka di tingkat kabupaten. Ia lolos dan lanjut ke tingkat provinsi, hingga terpilih di tingkat nasional.
“Mari kita berikan dukungan kepada putera-puteri terbaik bangsa yang akan bertugas mengibarkan dan menjaga Sang Merah Putih selalu berkibar di seluruh Indonesia Raya,” demikian keterangan dari BPIP.
Tri Setia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Perempuan kelahiran Klungkung, 28 Mei 2008 ini, merupakan anak dari I Nyoman Subrata dan ibu Yovita Magdalena Dewi Astutimita.
Tri Setia telah memperlihatkan ketertarikannya menjadi seorang anggota Paskibraka sejak masih berada di bangku SD.
“Waktu SD saya sering lewat di Lapangan Puputan Klungkung naik motor bersama Komang Tri Setia. Dia suka sekali lihat anak-anak paskibraka latihan pakai baju putih. Bertanya dia, apakah bisa menjadi Paskibraka? Saya katakan bisa asal rajin belajar dan tidak malas latihan,” kata Yovita Magdalena Dewi Astutimita.
Saat menginjak kelas VIII di SMP Negeri 2 Semarapura, Tri Setia ikut dalam Lomba Keterampilan Baris Berbaris (LKBB) dan timnya berhasil meraih juara 1. Ia pun semakin aktif mengikuti kompetisi LKBB dan berulang kali meraih juara.
Puncaknya adalah ketika ia mengikuti rangkaian seleksi dari tingkat sekolah, kabupaten, hingga provinsi dan berhasil terpilih menjadi wakil Bali di tim Paskibraka Nasional 2024.
“Saat itu ia tetap tekun, walau latihan LKBB itu keras. Pagi sekolah, sore latihan hingga malam. Setiap hari seperti itu, sampai akhirnya ia ikut lomba tingkat provinsi saat itu,” tutur Yovita Magdalena Dewi Astutimita.
Editor: Ifta
