Jakarta, Deras.id – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di gelar hari ini, Selasa (15/11/2022). Sejumlah pemimpin negara dan tamu undangan hadir dalam forum yang digelar di Bali ini. Greenpeace Indonesia memberikan pesan khusus tentang krisis iklim dan transisi energi berkeadilan kepada para pemimpin dunia yang hadir.
“HALO PEMIMPIN DI KTT G20!. Puncak Konferensi Tingkat Tinggi G20 sudah di depan mata dan kami punya pesan untuk Anda semua,” kalimat pembuka utas Twitter @GreenpeaceID.
Greenpeace adalah organisasi non pemerintah yang fokus pada isu lingkungan. Memiliki 40 cabang di lebih dari 40 negara, salah satunya di Indonesia. Greenpeace Indonesia memfokuskan kampanyenya pada persoalan kehutanan, energi, air, dan kelautan.
“Ngapain sih Greenpeace ngurusin KTT G20? Salah satu dari tiga pilar utama atau agenda yang akan dibahas di KTT G20 yang digelar di Nusa Dua, Bali, ini adalah transisi energi berkeadilan dan kemitraan (Just Energy Transition-Partnership atau JET-P),” sambungan dalam utasnya.
Greenpeace Indonesia melanjutkan bahwa delegasi negara yang tergabung dalam G20 harus melakukan tanggung jawab dan perannya.
“Negara-negara G20, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar, menyumbang hampir 80% dari emisi global. Oleh karena itu, mereka memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar untuk memastikan tercapainya target NDC,” pernyataan Greenpeace dalam utasnya.
Sementara itu, Greenpeace juga mengkritik keterlibatan Indonesia dalam melaksanakan transisi energi. Dinilai hanya pencitraan, pemerintah diminta untuk serius melaksanakan peran-peran yang seharusnya dijalankan.
“Tapi….. Indonesia sebagai negara #PresidensiG20 rasanya masih setengah hati dalam melakukan transisi energi. Kesannya cuma mau kelihatan menyenangkan dua pihak berlawanan: komitmen di Perjanjian Paris dan komitmen terhadap investor. Buktinya?,” retoris bernada satire Greenpeace dalam utasnya.
Dalam utas tersebut, Greenpeace juga menyampaikan pesan agar G20 menjadi salah satu ruang untuk menemukan solusi atas permasalahan iklim yang terjadi.
“Proses dan mekanisme peralihan ini juga harus melibatkan partisipasi publik, memegang prinsip demokrasi, serta berkeadilan. G20 harus menjadi solusi untuk akselerasi transisi energi, misalnya melalui platform pembiayaan. Tidak ada transisi energi berkeadilan dan berkelanjutan tanpa demokrasi,” pernyataan Kepala Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia, Tata Mustasya.
Pesan khusus ini disampaikan Greenpeace Indonesia kepada para pemimpin dunia yang terlibat KTT G20 Indonesia. Mereka mengkritik bentuk pembatasan dan intimidasi terhadap partisipasi publik dalam KTT G20 yang dianggap melemahkan nilai dan implementasi demokrasi di Indonesia serta bertentangan dengan semangat transisi energi berkeadilan.
Penulis: Fausi ⏐ Editor: Ifta
