Jakarta, Deras.id – Bakal cawapres dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar berpesan kepada masyarakat yang menginginkan perubahan untuk berpartisipasi dalam pemilu. Menurutnya Pemilu 2024 sebagai ajang untuk mengubah nasib masyarakat Indonesia.
“Ada dikit yang tadi belum sempat terungkap, buat teman-teman yang sedang mengalami banyak kesulitan, gaji pas-pasan, akhir bulan terpaksa makan mi instan, cari lowongan kerja masih sangat sulit, kadang-kadang kalah saingan sama orang dalam, bagi juga yang masih betul-betul menghadapi tantangan dan kesulitan, kita memang tidak mudah mengubah dunia, tapi kita bisa mengubah Indonesia dengan bersama-sama bahu-membahu untuk perubahan dan perbaikan. Jadi jangan khawatir, mari berjuang, dengan cara apa? Jangan biarkan pemilu ini berlalu tanpa ada peran kita, pemilu ini harus kita manfaatkan betul agar kitab isa mengubah Nasib kita,” ujar Gus Imin dalam keterangannya pada Selasa (21/11/2023).
Dalam kesempatan yang sama, bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan juga menyinggung terkait tekanan sulitnya lapangan pekerjaan yang saat ini dialami masyarakat Indonesia. Menurutnya, tekanan yang dirasakan saat ini sebagai bentuk perjuangan untuk merubah nasib rakyat.
“Tekanan sulitnya lapangan pekerjaan, tekanan mahalnya kebutuhan pokok, tekanan kesulitan membayar tagihan ketika sakit. Itu semua tekanan-tekanan yang luar biasa,” ucap Anies.
“Jadi bagi kita-kita yang hari ini merasakan ada tekanan, enggak ada artinya itu bandingkan tekanan yang dialami oleh rakyat. Karena itu ketika kita sekarang bicara perubahan, kita ingin tekanan-tekanan itu hilang dari masyarakat. Adapun tekanan yang kita hadapi ya itu bagian dari perjuangan, hadapi saja,” lanjutnya.
Anies menyebut, yang namanya perjuangan pasti ada tantangan. Dia mengatakan, upaya melakukan perubahan pasti ada pihak yang tidak menginginkannya.
“Tapi kita sama-sama sadar bahwa tekanan terbesar bukan dialami kami-kami. Tekanan terbesar itulah yang dirasakan rakyat dan itu yang harus diubah ditambah lagi perubahan agar tidak ada lagi tantangan kebebasan berbicara, larangan untuk orang untuk datang ke kampus, larangan untuk datang dalam sebuah event,” tuturnya.
Penulis: Fia l Editor: Ifta