Jakarta, Deras.id – Uji coba tol nirsentuh tanpa berhenti atau Multi Lane Free Flow (MLFF) yang direncakan di Tol Bali-Mandara pada 1 Juni 2023 gagal dilakukan. Pasalnya, akan ada potensi kehilangan pendapatan yang mengancam Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) saat MLFF yang menggunakan teknologi Hungaria tersebut diterapkan.
“Dalam proposal seluruh pendapatan yang sekarang dengan e-toll, 100 persen akan sama saat penerapan MLFF. Tapi setelah dicek ada kehilangan 20 persen. (Jadi) Ini tidak mungkin uji coba,” jelas Mantan Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), Musfihin Dahlan dalam keterangan tertulis dikutip Deras.id, Sabtu (3/6/2023).
Pemerintah juga diminta untuk membayar biaya kepada perusahaan Hungaria Multicontact Zrt yang ditunjuk oleh Roatex Zrt sebesar USD80 Juta atau Rp1,2 triliun. Menanggapi hal tersebut, Juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra S Atmawidjaja menyampaikan bahwa kemungkinan rencana pemberlakuan bayar tol tanpa setop atau MLFF akan ditunda.
“Kemungkinan pemberlakuan MLFF secara nasional akan mundur dari jadwal. Kami akan mempelajari dulu penyesuaian rencana kerjanya ke depan,” tutur Juru bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja.
Lingkup proyek MLFF yang direncanakan dengan konsesi 20 tahun yakni Design-Build-Finance-Operate-Transfer (DBFOT). Pengembalian proyek skemanya dengan user charge (tarif) serta nilai investasinya sebesar Rp4,4 triliun.
Sebelumnya telah terjadi kisruh karena tidak terlaksananya uji coba tol nirsentuh tanpa berhenti di Jalan Tol Bali-Mandara tanpa ada kejelasan dari PT Roatex Indonesia Toll System (RITS). RITS ini merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) MLFF.
Diketahui, RITS adalah anak perusahaan Roatex Ltd. Zrt yang berasal dari Hungaria. RITS mempunyai saham 99 persen yang dimiliki oleh Roatex Ltd. Zrt dan sisa saham 1 persen dimiliki oleh perseorangan yang berasal dari Hungaria.
Penulis: Risca l Editor: Rifai