Jakarta, Deras.id – Srikandi Energi Indonesia, sebuah organisasi perempuan yang fokus pada isu energi ikut memberi tanggapan soal PT Pertamina yang akan melepas saham anak usahanya yakni Pertamina Geothermal Energy (PGE) ke publik. Menurutnya, pertimbangan strategis perusahaan tersebut melakukan Initial Public Offering (IPO) adalah untuk mengembangkan dan mengeksplorasi energi panas bumi di Indonesia.
“Pertamina Geothermal Energi ini di IPOkan akan menambah suntikan dan untuk eskpansi dan pengembangan bisnis serta mempercepat pembangunan energi bersih di Indonesia, karena ini akan selaras dengan komitmen pemerintah untuk bertransisi dari energi fosil ke energi bersih terbarukan” ucap Annisa Nuril Deanty Direktur Eksekutif Srikandi Energi Indonesia saat gelar konsolidasi, Senin (27/2/2023).
Annisa menyampaikan pelepasan saham 25% persen oleh PGE akan mengurangi ketergantungan perusahaan dari suplai dana APBN.
“APBN bisa difokuskan pada pengembangan sektor lain. Ketika PGE menjadi emiten itu artinya perusahaan akan menjalankan good corporate governance”, tuturnya.
Menurut Annisa, Indonesia menyimpan cadangan panas bumi 40% dari total cadangan dunia. Potensi panas bumi di Indonesia terbesar nomor 2 setelah Amerika Serikat dengan potensi sebesar 23,76 GW dan pemanfaatannya masih 2,17 GW atau hanya 9,1 persen dari total potensi yang ada.
Tak hanya itu, potensi tersebut yang membuat pengembangan PLTP menjadi lambat. Ditambah faktor biaya investasi yang cukup mahal. Mulai dari proses eksplorasi, sampai pada tahap komersialisasi.
“Kami menilai bahwa pelepasan saham Pertamina Geothermal Energi akan menunjang pengembagan perusahaan selama penguasaan negara yang mencakup kekuasaan untuk mengatur, mengurus, mengelola dan mengawasi di jalankan dengan baik sesuai amanat konstitusi”, tegas Annisa.
Penulis: Bahar | Editor: Rea
