Waspadai Penyakit Silent Killer, Apa Saja?
Jakarta, Deras.id – Zhang Zhi Jie, seorang pebulutangkis di momen Kejuaraan Bulutangkis Junior Asia 2024 meninggal dunia ketika sedang bertanding di lapangan. Ia tiba-tiba pingsan dan kejang di tengah lapangan. Pebulutangkis ini akhirnya dinyatakan meninggal karena henti jantung. Kematian mendadak ini sering kali dikaitkan dengan silent killer disease atau penyakit yang membunuh dalam senyap. Lantas apa saja penyakit silent killer?
Pertama, hipertensi. Salah satu ahli, Vito A Damay menjelaskan bahwa hipertensi berisiko mengakibatkan serangan jantung, aorta diseksi, dan stroke pendarahan yang menyebabkan kematian. Seseorang yang memiliki penyakit ini biasanya diharuskan meminum obat sesuai dengan yang diresepkan, namun banyak yang merasa tidak perlu meminum obat karena merasa sehat, padahal hal tersebut dimaksudkan untuk mengontrol tekanan darah. Oleh karena itu hipertensi ini menjadi pembunuh senyap atau silent killer.
Kedua, kanker kulit. Kanker kulit memiliki beberapa jenis yaitu, karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, melanoma, dan kanker kulit non-melanoma. Biasanya jenis kanker kulit melanoma yang tidak disadari karena gejalanya seperti tahi lalat biasa namun akhirnya semakin membesar dan melebar yang merusak jaringan sekitarnya.
Ketiga, diabetes. Pelan tapi pasti, penyakit ini penyakit progresif dan kronis dimana jika seseorang terkena diabetes maka menjadi pintu terbukanya penyakit-penyakit kronis lainnya seperti penyakit jantung, ginjal, stroke, neuropati, dan juga ketoasidosis diabetic yang bisa mengancam nyawa.
Keempat, fatty liver disease. Yakni menumpuknya lemak di organ hati, dalam dunia kedoteran disebut dengan istilah hepatic steatosis. Orang yang terbiasa mengonsumsi alkohol biasanya beresiko terkena penyakit ini, namun tidak menutup kemungkinan orang yang tidak meminum alkohol tidak terkena penyakit ini.
Faktor selain alkohol yang bisa terkena penyakit ini biasanya orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, kadar kolesterol tinggi, usia lanjut, malnutrisi atau penurunan berat badan secara lanjut. Jika tidak dilakukan penanganan yang tepat maka akan mengakibatkan kanker hati dan gagal hati (liver failure).
Keempat, osteoporosis. Tulang memang selalu mengalami kerusakan, namun akan ada perbaikan dengan tulang-tulang baru. Jika seseorang memiliki penyakit osteoporosis, tulang rusak lebih cepat daripada proses perbaikan. Karena penyakit ini maka tulang rentan rusak dan patah. Karena merasakan rasa sakit dan mobilitas mampu mengakibatkan stres dan depresi sehingga kualitas hidup menurun yang bisa mengakibatkan kualitas kesehatan menurun drastis.
Keenam, kanker paru. Kanker jenis ini dijelaskan globocan pada tahun 2018 bahwa paling banyak ditemukan pada laki-laki maupun perempuan di seluruh dunia dan menjadi penyebab utama kematian. Di Indonesia, kanker ini menjadi pembunuh nomor satu dengan total 14 persen kematian. Hal ini karena pasien baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Jika dibandingkan kanker lainnya pasien kanker paru untuk angka harapan hidup terbilang rendah.
Ketujuh, kanker kolon. Selain kanker paru, kanker usus juga kerap terdekteksi ketika sudah memasuki stadium akhir. Memang kanker perlu waktu yang panjang hingga akhirnya kanker bermanifestasi dan ganas. Kini kanker kolon bisa menyerang orang di usia tua maupun muda.
Penyebab kanker ini adalah riwayat keluarga yang mengidap kanker, diet rendah serat, konsumsi daging merah dan olahan berlebihan, konsumsi alkohol dan merokok, dan juga obesitas dimana biasanya akan bermasalah dengan kondisi metabolisme.
Kedelapan, kanker payudara. Di Indonesia kanker ini menjadi salah satu kanker yang mematikan. Namun jika dideteksi lebih awal maka penyebaran kanker bisa dicegah. Deteksi dini yang bisa dilakukan bisa menggunakan metode Sadari (pemeriksaan payudara sendiri).
Metode tersebut bisa dilakukan dengan mencermati perubahan bentuk dan permukaan kulit payudara, kemudian pada area puting pada 7-10 hari setelah menstruasi. Jika menemukan perubahan sebaiknya segera konsultasikan pada dokter.
Kesembilan, penyakit jantung coroner. Penyakit ini terjadi karena penumpukan plak pada dinding arteri yang menyuplai darah ke jantung dan organ tubuh lain. penumpukan tersebut akhirnya menyebabkan penyempitan aliran darah yang jika dibiarkan maka akan terjadi penyumbatan atau aterosklerosis.
Kesepuluh, obstructive sleep apnea. Kebiasaan mengorok atau mendengkur jangan diabaikan. Mengorok bisa mengakibatkan obstructive sleep apnea (OSA) yakni gangguan tidur yang mengakibatkan henti napas. Jika henti napas ini berulang sepanjang tidur maka oksigen akan gagal masuk paru-paru. OSA juga bisa ditandai dengan napas tersengal saat tidur, dengkuran keras dan permanen, lelah berlebihan, konsentrasi buruk di diang hari.
Apr