PPP Tak Merasa Terancam Jika PDIP dan Demokrat Bersatu

Jakarta, Deras.id – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono akan menggelar pertemuan kedua menjelang Pemilu 2024. Pertemuan yang digelar setelah Ganjar Pranowo dideklarasikan sebagai Capres 2024 tersebut tidak membuat PPP merasa terancam.

“Oh tidak, tidak (merasa terancam). Jadi PPP sekali lagi PPP itu kita tulus. Karena disebut dalam kerja sama politik dengan PDIP,” kata Plt Ketum PPP Mardiono kepada wartawan di Jakarta pada Minggu (11/6/2023).

Di sisi lain, Mardiono mengaku dirinya mendukung pertemuan kedua partai tersebut. Pertemuan tersebut ia nilai bertujuan membangun kekuatan kerja sama politik untuk memenangkan kontestasi pemilu mendatang.

“Bagus, kita memang mendorong kepada PDIP. Kami sebagai partai yang sudah sepakat untuk melakukan kerja sama politik ya agar bisa membangun kerja sama politik kekuatan yang lebih besar,” ujar Mardiono.

Mardiono juga mencontohkan terkait arah pembangunan pemerintahan yang saat ini terjadi. Di mana 80 persen partai politik sudah berkoalisi dengan pemerintahan, dan itu sangat memudahkan kinerja pemerintahan.

“Kemudian setiap kebijakan politik, kebijakan pemerintahan nanti juga akan semakin mudah jadi setiap kita membuat keputusan untuk satu rancangan pembangunan nasional kita itu memerlukan kekuatan politik yang besar,” ucap Mardiono.

Sebelumnya, Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief mengatakan bahwa pertemuan AHY dan Puan untuk diskusi terkait perpolitikan Indonesia saat ini. Menurutnya pertemuan tersebut menjadi momen penting setelah 20 tahun lamanya tak bertemu.

“Apalagi ini untuk pertama kali secara resmi, sejak tahun 2004, sampai dengan 2019 ini, jadi ada sekitar hampir 20 tahun kita baru bisa bertemu lagi dengan PDIP secara resmi. Ini suatu hal yang menggembirakan,” jelas Andi.

Andi berharap rencana pertemuan tersebut bisa membawa perubahan politik pada generasi baru mendatang. Ia menyadari bahwa tantangan-tantangan ke depan menuju Indonesia emas harus dihadapi bersama.

“Jadi mudah-mudahan generasi baru ini tidak meninggalkan dendam, tidak meninggalkan masa-masa di mana politik baper sebelum-sebelumnya itu ya kita hilangkanlah bahwa saya rasa sakit, kemudian ketidakmenerimaan dengan Ikhlas, masa lalu, sudah harus kita tinggalkan,” pungkasnya.

Penulis: Fia l Editor: Ifta

Exit mobile version