Nadiem Makarim Perjelas Alasan Penghapusan Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA

Jakarta, Deras.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghapus kelompok jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai tahun ajaran 2024/2025. penghapusan jurusan di SMA dimaksud merupakan bagian dari kurikulum merdeka yang diterapkan secara bertahap sejak 2021.

“Kami telah menghapus penjurusan dan memberikan keleluasaan bagi peserta didik untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan rencana kariernya,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim dalam keterangannya dikutip Deras.id, Kamis (18/7/2024).

Setahun setelah pelaksanaan, baru 50 persen SMA yang menerapkan kurikulum merdeka. Kini kelas 11 dan 12 sudah bisa memilih jurusan yang lebih spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya.

“Pada tahun ajaran 2024 saat ini, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95 persen untuk SD, SMP, dan SMA/SMK. Pada kelas 11 dan 12 SMA, murid yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan dan aspirasi studi lanjut atau kariernya,” tutur Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo.

Selain itu, penghapusan tiga jurusan ini berguna dalam menepis diskriminasi terhadap jurusan IPS dan Bahasa. Pasalnya, hampir di setiap sekolah jurusan IPA adalah pilihan mayoritas siswa.

“Penghapusan jurusan di SMA juga menghapus diskriminasi terhadap murid jurusan non-PA dalam seleksi nasional mahasiswa baru. Dengan Kurikulum Merdeka, semua murid lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes, tanpa dibatasi oleh jurusannya ketika SMA/SMK,” ujar Anindito Aditomo.

Kurikulum Merdeka mendorong murid melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat dan aspirasi karier. Para murid diberikan kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut.

Misalnya, murid SMA yang berencana kuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran matematika tingkat lanjut dan fisika, tanpa harus mengambil mata pelajaran biologi yang selama ini masuk dalam jurusan IPA.  Sebaliknya, seorang murid yang ingin berkuliah di kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mapel biologi dan kimia, tanpa harus mengambil mata pelajaran matematika tingkat lanjut.

Editor: Ifta

Exit mobile version