Kereta Panoramic Beroperasi Mulai Februari 2023, Ini Istimewanya

Jakarta, Deras.id  Kereta Panoramic hasil inovasi baru PT Kereta Api Indonesia (KAI) akhirnya bisa dinikmati mulai Februari 2023. Kereta dengan spesifikasi khusus untuk menikmati panorama lewat atap tembus pandang ini beroperasi setiap akhir pekan.

Kereta ini akan dirangkaikan pada KA Penumpang Argo Parahyangan (Gambir-Bandung PP) dan Argo Wilis (Bandung – Surabaya Gubeng PP).

Tarif Argo Parahyangan Panoramic Rp 350 Ribu dan Argo Wilis Panoramic Rp 1.120 Ribu. Sedangkan kapasitas Kereta Panoramic sebanyak 38 tempat duduk. Tiket Kereta Panoramic dapat dipesan di aplikasi KAI Access, web KAI, dan seluruh channel penjualan resmi tiket KAI lainnya.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, sejumlah negara yang telah memiliki layanan Kereta Panoramic di antaranya Amerika Serikat, Jepang dan Swiss.

“Saat ini kita sudah punya Kereta Panoramic seperti yang ada di luar negeri. Jadi tidak usah jauh-jauh ke Swiss. Ini suatu inovasi yang baik dari PT KAI,” kata Budi Karya Sumadi dalam keterangannya, dikutip Senin (30/1/2023).

Keistimewaan Kereta Panoramic yakni memiliki jendela dengan ukuran sangat besar di kedua sisinya, serta atap kaca memanjang dari depan hingga belakang yang dapat dibuka tutup secara otomatis.

“Ini memberikan sensasi yang berbeda karena bisa menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan,” ujar Menhub.

Kereta Panoramic ini diluncurkan pada 24 Desember 2022 lalu yang mendapat respons poistif masyarakat pengguna jasa kereta api. Pada saat uji coba, Kereta Panoramic dirangkaikan pada perjalanan KA Taksaka Tambahan (Gambir-Yogyakarta PP).

Selain memiliki jendela yang lebih besar, kereta ini juga memiliki sejumlah fasilitas lainnya seperti kursi yang nyaman, toilet yang luas dan terdapat sensor otomatis, televisi, rak bagasi khusus, makanan, minuman, snack, dan selimut.

Menhub menambahkan, kereta ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan.

“Saya kira jumlah kereta dan rutenya bisa ditambah kedepannya karena minat masyarakat yang tinggi terhadap kereta ini,” lanjutnya.

Dalam masa percobaan operasi tersebut, PT KAI mendapat sejumlah masukan dari pelanggan sehingga akhirnya diberhentikan sementara pengoperasiannya.

Di antaranya pengurangan jumlah kursi penumpang di setiap gerbongnya dari sebelumnya 46 seat menjadi 38 seat. Hal ini bertujuan agar semua penumpang bisa memiliki pengalaman sama dalam menikmati perjalanan secara istimewa.

Sedagkan dari aspek keselamatan Kereta Panoramic, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA) telah melakukan serangkaian pengujian baik statis maupun dinamis.

Pengujian yang dilakukan diantaranya yaitu pengujian dimensi, ruang batas sarana, berat, pengereman, keretakan, pembebanan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan, intensitas cahaya dan kebocoran.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, dua unit Kereta Panoramic telah dinyatakan lulus pengujian.

Penulis: SN l Editor: Rifai

Exit mobile version