Analisa

Euforia Hingga Efek Starlink pada Provider Internet Lokal

Euforia kehadiran Starlink di Indonesia menambah gairah baru perkembangan layanan internet di tanah air. Starlink hadir dengan teknologi mutakhir yaitu menggunakan sistem internet berbasis satelit dengan orbit relatif dekat dengan permukaan bumi atau Low Earth orbit (LEO) sehingga memiliki kemampuan menjangkau wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) Indonesia. Starlink resmi diluncurkan di Indonesia, tepatnya di Bali pada Ahad, 19 Mei 2024, pada momen ini menarik perhatian publik karena turut dihadiri langsung oleh CEO Space X, Elon Musk.

Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia cukup tinggi mencapai 79,5% dimana 95% penduduknya menggunakan data seluler untuk akses internet. Ketua Umum APJII Muhammad Arif, menyampaikan jika data ini menunjukkan grafik tren positif penetrasi internet Indonesia.

“Ini menandakan peningkatan konsisten grafik tren positif penetrasi internet Indonesia dalam lima tahun terakhir yang naik secara signifikan,” ujar Muhammad Arif.

Sementara terkait kecepatan internet di Indonesia masih menjadi kendala. Berdasarkan data yang dihimpun dari Speedtest Ookla hingga April 2024, kecepatan internet di Indonesia menempati peringkat 126 dari 181negara untuk fiber optic, sedangkan data seluler (mobile data) berada diperingkat 95 dari 144 negara.

Kehadiran Starlink tentu diharapkan menjadi penolong peningkatan layanan internet baik itu bagi sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainnya untuk pengembangan ekosistem data terutama di era perkembangan teknologi saat ini. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan jika kehadiran Starlink dibutuhkan untuk memperluas layanan internet.

“Daerah kita yang terpencil membutuhkan Starlink untuk memperluas layanan internet berkecepatan tinggi, terutama untuk membantu permasalahan di sektor kesehatan, pendidikan, dan kelautan,” kata Luhut.

Namun, dibalik euforia kehadiran Starlink terdapat efek yang tidak bisa dihindarkan yaitu persaingan dengan provider internet lokal. Starlink diketahui menawarkan biaya layanan Rp 750.000/bulan dengan perangkat kerasnya seharga Rp 7.800.000. Secara harga, layanan internet Starlink cukup mahal dibandingkan provider lokal. Akan tetapi dalam waktu jangka panjang tidak menutup kemungkinan Starlink bisa menggeser keberadaan provider lokal apabila dari segi kualitas diunggulkan, sebab tentunya hal ini akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi pelanggan.

Baca Juga:  Kendala Sinyal Internet, Siswa SD Inpres Uruor UAS di Kebun Warga

Berbagai jenis provider layanan internet lokal

Perusahaan penyedia layanan (provider) internet lokal di Indonesia cukup berkembang pesat seiring perkembangan teknologi informasi di era modern saat ini. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 terdapat kurang lebih 828 perusahaan penyedia layanan internet atau Internet Service Provider (ISP). Jumlah ini meningkat 35,51% atau dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya terdapat 611 perusahaan.

Banyaknya perusahaan penyedia layanan internet lokal tentu harusnya menjadi konsen tersendiri yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, salah satunya memberikan regulasi khusus untuk para penyedia layanan internet (non lokal). Kehadiran Stralink bukan tidak mungkin menjadi booomerang bagi perusahaan yang telah ada, mengingat perkembangan Starlink sangat pesat, bukan hanya di Indonesia tapi juga negara lainnya.

Provider internet di Indonesia sangatlah beragam dengan berbagai kelebihan atau keunggulan masing-masing, bahkan terdapat provider yang hanya terdapat di daerah tertentu. Dilansir dari gramedia.com, terdapat beberapa jenis provider internet yang sering digunakan baik itu di lingkup rumah, perkantoran ataupun sekolah yaitu indihome, MNC Play, Biznet, XL Fiber, First Media, My Republic, Orbit Telkomsel, Oxygen, Groovy, dan Indosat GIG 20 Mbps.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh APJII,  Indihome merupakan provider layanan internet yang paling banyak digunakan. Produk indihome digunakan kurang lebih oleh 67,54% responden, kemudian diikut First Media sebesar 3,88% responden.

Indihome menjadi pilihan masyarakat dikarenakan memiliki kualitas pelayanan internet terbaik dibandingan provider lainnya, diketahui Indihome merupakan penyedia layanan internet berbasis fiber optic dengan demikian kecepatan internetnya cukup baik yaitu berada pada rentan 100Mbps.

Sedangkan jika dilihat dari segi pengguna layanan internet, menurut data survei Sosial Ekonomi Nasional dari BPS pada tahun 2022, rumah menjadi lokasi  pengguna tertinggi sebesar  95,31%, tempat umum sebesar 38,24%, tempat bekerja/kantor sebesar 25,48% dan lainnya.

Kelebihan starlink

Layanan internet oleh Starlink memiliki cara yang berbeda dengan internet lainnya yang melalui jaringan nirkabel berbasis darat. Dikutip dari Profolus, Starlink menyediakan akses internet melalui satelit yang mengorbit rendah di luar angkasa. Jaringan elektromagnetik dalam frekuensi gelombang radio dan gelombang mikro lalu disalurkan ke stasiun atau transreceiver di Bumi. Dibandingkan jaringan internet nirkabel, teknologi ini memiliki beberapa kelebihan.  Berikut rincian kelebihan Starlink:

  1. Waktu perpindahan data lebih cepat
Baca Juga:  Sindikat Narkoba yang Tak Kunjung Sirna

Starlink memakai satelit LEO untuk cepat menyalurkan internet. Satelit ini memiliki latensi atau waktu perpindahan data lebih kecil daripada satelit GEO karena posisinya lebih rendah. Satelit GEO memiliki latensi sekitar 477 milidetik sedangkan satelit LEO memiliki latensi kurang dari 27 milidetik. Artinya, Starlink dapat menyalurkan data yang lebih cepat dibandingkan layanan internet lain.

  1. Transmisi data cepat

Starlink diklaim memiliki kecepatan transmisi data awal pada 100 Mbps untuk hilir dan 20Mbps untuk hulu. Namun, akan dikembangkan menjadi 1Gbps untuk hilir Kenyataannya, hasil uji menunjukkan Starlink memberikan kecepatan transmisi data lebih cepat dari yang dijanjikan, mencapai 222Mbps dan 24 Mbps.

  1. Terminal Starlink mudah dipasang

Internet Starlink praktis digunakan, dengan cara merakit terminal persegi berukuran 30,5 cm, antena, dan kabel yang terkonteksi ke router WiFi. Alat ini dapat dipasang di permukaan datar apapun termasuk tanah atau atap. Kit milik Starlink dilengkapi panduan pemasangan dan instruksi unduh aplikasi Starlink untuk menyiapkan perangkat. Proses pemasangannya singkat kurang dari 30 menit.

  1. Bisa menjangkau daerah terpencil

Starlink menyediakan layanan internet tanpa bergantung pada infrastruktur telekomunikasi fisik dan konvensional seperti kabel panjang. Karena itu, layanan ini memungkinkan disediakan hingga daerah terpencil. Starlink bahkan dapat bekerja saat jalur telekomunikasi putus dan mati listrik.

Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Yohanes Gunawan Yusuf, M.MT., mengungkap jika Starlink memiliki keunggulan lain dibandingkan teknolgi internet yang biasa digunakan saat ini.

“Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat inovasi pada Starlink sangat menguntungkan pengguna. Bahkan dapat dikatakan, Starlink unggul dari segi teknologi dibandingkan teknologi internet yang ada selama ini karena menggunakan phased array antenna. Ini adalah inovasi luar biasa dibidang elektro,” ungkapnya.

Baca Juga:  Misal Childfree: Siapa Takut?

Phased array antenna sendiri merupakan antena yang memiliki kemampuan unik untuk mengubah bentuk dan arah dari pola radiasi tanpa perlu memindahkan antena. Hal inilah yang membuat Starlink unggul dibandingkan produk layanan internet lainnya. Kelebihan yang dimiliki oleh Starlink menjadi nilai positif tersendiri dan dapat menjadi daya tawar kepada pelanggan, meskipun dari segi harga sangatlah mahal.

Dampak kehadiran starlink

Starlink memiliki potensi yang baik untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dengan meratanya akses internet hingga keseluruh wilayah termasuk daerah terpencil turut mendorong peluang baru salah satunya tercipta e-comerce dan dapat menciptakan peluang lapangan kerja baru. Dalam hal ini diperlukan kerjasama mendetail antara pemerintah dengan pihak Starlink agar kebermanfaatannya benar-benar dapat di rasakan.

Dilain sisi, hal yang menjadi perhatian khusus adalah dampak kehadiran Stralink pada penyedia layanan internet lokal, mengingat dengan adanya Starlink tentu akan menjadi pesaing berat bagi penyedia internet lokal. Mengingat jumlah provider internet lokal yang ada di Indonesia tergolong sangat tinggi yaitu mencapai kurang lebih 800 perusahaan.

Regulasi yang tepat tentu sangat diperlukan untuk memastikan persaingan terjadi secara sehat dalam industri komunikasi dengan adanya regulasi yang baik akan juga menciptakan iklim bisnis yang kondusif, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Doni Ismanto Darwin, Pengamat Telekomunikasi dari Indotelko Forum, berpendapat bahwa layanan internet milik Elon Musk ini bisa saja menjadi pemain besar mengalahkan operator seluler dan fiber optic di Indonesia.

“Untuk saat ini, Starlink masih belum menjadi pesaing serius bagi pemain besar industri telekomunikasi Indonesia. Namun perlu diingat, jika Starlink dibiarkan saja tanpa diberikan regulasi dari pemerintah, maka ia bisa menjadi pemain besar mengalahkan operator seluler dan fiber optic di Indonesia saat ini,” ungkapnya.

Kondisi ini perlu menjadi titik fokus khusus pemerintah untuk mencari dan mengkaji beberapa opsi poin yang sekiranya bisa dibuat regulasi, misalnya menciptakan sinergitas antara Starlink dengan Provider lokal untuk menjalin kerjasama dalam penyediaan layanan internet.

Penulis: HvD I Editor: Uud

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda