Dampak Konsumsi Mie Instan Terlalu Sering, Berikut Aturannya
Jakarta, Deras.id – Mie instan memang menjadi salah satu makanan yang paling digemari oleh kebanyakan orang. Alasannyapun berbagai macam, bisa mulai dari kepraktisan pembuatannya, rasanya yang enak dan mengenyangkan, maupun waktu yang diperlukan untuk memasak relatif cepat.
Namun, jika mie intan tidak dikontrol dalam hal jumlah konsumsinya, maka lambat laun akan sangat berbahaya bagi tubuh karena berisiko terkena penyakit berbahaya. Menurut dr. Denny Handoyo Kirana yakni ahli spesialis kanker dari Siloam Hospital MRCCC Semanggi menjelaskan bahwa sebaiknya makan mie instan tidak lebih dari dua kali dalam sepekan. Lebih ekstrim lagi dengan yang meperbolehkan konsumsi mie instan hanya 1-2 kali dalam sebulan.
Selain itu, soal mitos yang beredar bahwa ketika menyajikan mie instan bisa ditambah dengan sayur maka akan lebih menyehatkan. Namun faktanya sayur dan buah tidak bisa melawan efek negatif dari mie instan. Kandungan yang membahayakan sehingga mie instan tidak boleh dikonsumsi setiap hari karena kandungan natrium, MSG dan pengawet yang tinggi jika dikonsumsi jangka panjang akan merusak kesehatan. Berikut dampak buruk yang terjadi dari mengkonsumi mie instan.
Pertama, meningkatkan risiko terjadinya kanker. Proses pencernaan jenis makanan siap saji ini cukup lama dan memerlukan waktu berjam-jam. Jika makanan ini dicerna terlau cepat maka dapat mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin. Sedangkan jika terlalu lamban membuat bahan kimia beracun dan pengawet tetap ada dalam tubuh yang menyebabkan paparan berlebih dari BHA dan TBHQ.
Kandungan tersebut biasanya digunakan agar makanan tahan lama atau sebagai pengawet. Nyatanya bahan kimia tersebut mengandung karsinogenik yang mampu menyebabkan kanker. Selain itu bahan tersebut bisa mengakibatkan gangguan asma, diare bahkan bisa mengakibatkan perasaan cemas. Hal tersebut dapat terjadi jika konsumsi mie instan tidak dikontrol.
Kedua, risiko penyakit jantung. Seseorang yang terlalu sering mengonsumsi ini maka berisiko tinggi mengalami penyakit jantung. Bukan hanya itu konsumsi dengan jumlah yang besar dapat menimbulkan sindrom metabolik terlepas dari pola makan atau kebiasaan olahraga. Persentase akan risikonya cukup tinggi bisa mencapai 68 persen mengalami sindrom metabolik.
Yang dimaksud sindrom metabolik adalah seperti gejala obesitas sentral, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL yang rendah, sehingga berisiko seseorang mengalami penyakit jantung, diabetes hingga stroke. Setelah mengetahui hal tersebut diharapkan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan konsumis mie instan karena dampaknya sangat buruk bagi kesehatan tubuh.
Jangan sampai makam mie instan menjadi suatu kebiasaan dan jangan sampai menyesal dikemudian hari. Pemahaman akan bahaya yang ditimbulkan sangat penting agar tubuh tetap sehat.
Penulis: Una l Editor: Apr