Analisa

Babak Baru Covid-19,Pandemi Menuju Endemi

Pandemi Covid-19 telah menemani sepanjang hampir kurang lebih satu periode Pemerintahan, banyak duka yang diakibatkan oleh adanya pandemi ini. Covid-19 sangat menggambarkan ketakutan, bagaimana tidak. Banyak nyawa yang melayang akibat pandemi ini. Dilansir dari covid19.go.id, kasus covid-19 di Indonesia yang telah terkonfirmasi  sejak awal adanya pandemi sampai 26 Juni 2023 yaitu sebanyak 6.811.818 kasus.

Sepanjang dari merebaknya covid di Indonesia, pemerintah telah berupaya menangani salah satunya mendapatkan vaksin untuk penyembuhan, hingga akhirnya pada bulan Januari  tahun 2021 dimulailah vaksinasi Covid-19, dimana Presiden Joko Widodo sebagai penerima pertama vaksin.

Masifnya vaksinasi yang dilakukan baik itu oleh Pemerintah atau oleh sekelomPok swadaya masyarakat turut membantu menyukseskan Program vaksinasi, sehingga hal ini berdamPak Positif dalam menekan laju kasus Covid-19 pada kondisi yang buruk atau hingga menyebabkan meninggal.

Pada kondisi ini, akhirnya tahun 2022 kasus  Covid-19 menemui titik terang. Terkendalinya lonjakan kasus yang terjadi adalah salah satu pertanda jika Indonesia telah siap menghadapi babak baru dari pandemi menuju endemi.

Kasus pandemi Covid-19

Sejarah Covid-19 bermula pada laporan pertama wabah Covid-19 yang berasal dari sekelompok kasus pneumonia manusia di kota Wuhan, Cina, sejak akhir Desember 2019. Tanggal paling awal timbulnya kasus adalah 1 Desember 2019, dengan adanya pasien yang memiliki gejala demam, batuk kering, dan sesak nafas yang didiagnosa sebagai gejala infeksi virus pneumonia. Cepatnya penularan wabah ini sangat tidak terbendung, dan secara radikal menyebar hampir ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Pandemi covid-19 mulai melanda Indonesia sejak 2020. Pada saat itu, gelombang pertama kasus Covid-19 di Indonesia terjadi tepatnya pada Januari-Februari 2020. Pada saat itu, kasus Covid-19 harian tertinggi terjadi pada 30 Januari 2020 sebanyak 14.528 kasus. Sedangkan Menurut data Worldometer pada September tahun 2021, jumlah kasus coronavirus di Indonesia pada tahun tersebut yaitu sebesar 4.174.216 kasus. Lonjakan kasus ini pada waktu itu terhitung sangatlah tinggi yaitu termasuk no 4 (empat) di Asia.

Baca Juga:  “Sayonara” PPKM, Satgas Covid-19: Indonesia Pada Fase Endemi

Penyebaran yang masif membuat wabah ini menjangkiti siapa saja, baik itu anak-anak hingga dewasa bahkan manula. Dilansir dari kemkes.go.id, Seseorang dapat terinfeksi dari penderita covid-19 melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut.

Lebih lanjut, menurut informasi dari aladokter.com, orang yang sebelumnya telah memiliki penyakit sebelumnya seperti kardoviskular (jantung karoner, hipertensi, dll), diabetes, gangguan pernafasan dan lainnya memiliki resiko yang lebih tinggi hingga menyebabkan kematian ketika juga terserang covid-19. Hal demikian dapat terjadi karena seseorang yang sebelumnya telah menderita penyakit kronis juga telah mengalami kerusakan organ, sehingga ketika terpapar Covid-19 akan memperparah kondisinya.

Semakin tingginya kasus harian Covid-19 yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, Pemerintah akhirnya menetapkan Covid-19 sebagai pandemi di Indonesia melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 11 tahun 2020 tentang Penetapan

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 di Indonesia. Adanya Kepres ini pada waktu itu ada pertanda perang melawan covid-19.

Penanganan covid pada waktu itu dilakukan secara besar-besaran, dari tingkat bawah hingga atas. Dari melakukan vaksinasi hingga penerapan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk pengendalian penyebaran Covid-19.

Vaksin ditemukan

Ditemukannya vaksin covid-19 pada tahun 2021 menjadi salah satu penantian masyarakat yang sebelumnya harap-harap cemas untuk bisa terhindar dari covid-19. Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia mulai dilakukan oleh pemerintah tepatnya pada tanggal 13 Januari 2021 dengan penerima vaksin pertama di Indonesia yaitu Presiden Joko Widodo.

Pada awalnya jenis vaksin yang dipergunakan di Indonesia yaitu dengan merk CoronaVac buatan Sinovac. Dilansir dari farmalkes.kemkes.go.id, Suplai vaksin COVID-19 di Indonesia diperoleh melalui mekanisme bilateral (APBN), hibah COVAX ataupun dengan hibah negara lain yakni dengan jumlah vaksin yang didatangkan pada Q1-Q2 2021 adalah sebesar 69,5 juta dosis merk CoronaVac dan AstraZeneca serta bulk dari Sinovac yang dilanjutkan produksinya oleh PT. Bio Farma  (Persero). Tercatat ada delapan negara yang telah memberikan vaksin secara bilateral yaitu UEA, Jepang, Australia, Belanda, RRT (Pemerintah RRT, Red Cross, Sinovac), Singapura, Perancis, dan UK.

Baca Juga:  Pemerataan Akses Aliran Listrik di Indonesia

Sepanjang tahun 2021 sebanyak 390.540.236 dosis vaksin yang sudah dirilis dan sejumlah 335.909.618 dosis atau sekitar 86% dosis vaksin sudah didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Proses vaksinasi yang dicanangkan oleh pemerintah terdapat 4 vaksin yang diberikan pada setiap orang untuk memperoleh kekebalan terhadap virus covid-19. Yaitu terdiri dari dosis 1, dosis 2, dosis 3 (Booster ke 1), dan dosis 4 (Booster ke 2). Saat ini penduduk Indonesia yang telah mendapatkan vaksin booster tercatat 68,74 juta dosis data per Senin, 01 Mei 2023. Jumlah itu telah mencapai 37,86 persen dari target vaksinasi Covid-19 nasional. Meskipun terhitung kecil secara persentase, namun ini telah menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan sebab dengan adanya data tersebut telah menunjukkan bahwa hampir keseluruhan masyarakat telah mendapatkan vaksin pada dosis 1 ataupun 2, dengan demikian antibodi dari setiap orang telah terbentuk.

Meskipun demikian, proses vaksinasi booster masih perlu terus di lakukan hingga tuntas untuk menghindari adanya kasus varian baru Covid-19 serta dalam rangka percepatan peralihan dari pandemi menuju endemi.

Dari pandemi menuju endemi

Di cabutnya aturan penggunaan masker oleh pemerintah melalui Surat Edaran (SE) No. 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang ditetapkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Jumat, 9 Juni 2023. Aturan penggunaan masker sebelumnya ditetapkan oleh pemerintah sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. Adanya aturan pencabutan penggunaan masker adalah salah satu pertanda baik, bahwasanya Indonesia memang benar-benar siap untuk terbebas dari pandemi covid.

Baca Juga:  Drama Stabilitas Harga Minyak Goreng

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah memimpin rapat terbatas bersama sejumlah jajarannya untuk membahas transisi dari pandemi ke endemi tersebut pada Selasa (13/06/2023). Menurut Presiden, pemerintah terus mematangkan berbagai hal sebelum transisi tersebut diumumkan pada akhir bulan Juni ini.

“Ya ini dimatangkan lah, seminggu-dua minggu ini segera diumumkan karena memang semuanya sudah,” ujar Joko Widodo.

Pemerintah juga terus mendetailkan sejumlah hal terkait transisi pandemi ke endemi, antara lain menyangkut kasus harian, kasus aktif, tingkat vaksinasi, dan sebagainya.

“Ini nanti yang akan didetailkan. Jumlah kasus misalnya kayak dua hari yang lalu hanya 117, kemudian kasus aktif 10.200-an, vaksinasi kita juga sudah di atas 452 juta dosis, dan lain-lainnya, sehingga kita kemarin rapat dan sudah kita putuskan untuk menuju ke endemi, tetapi kapan diumumkan ini baru dimatangkan seminggu-dua minggu ini,” tambahnya.

Masa transisi dari pandemi menuju endemi, pada dasarnya bukanlah hal yang bisa dianggap ringan, sebab endemi bukan berarti Covid-19 telah hilang. Sehingga Masyarakat perlu di edukasi akan tetap pentingnya menjaga diri dan tetap melaksanakan vaksinasi bagi yang belum untuk memperoleh ketahanan tubuh yang baik. Pemerintah dalam hal ini turut perlu terus menggalakkan vaksinasi baik itu untuk vaksin dosis 1,2 ataupun booster agar masa transisi menuju endemi tidak menimbulkan kegaduhan karena bukan tidak mungkin apabila ada gelombang pandemi berikutnya yang akan terjadi.

Penulis: HvD | Editor: Uud

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda