Bangladesh, Deras.id – Bangladesh tengah menghadapi pemadaman listrik terburuk sepanjang sejarah. Negara tersebut mengalami pemadaman selama lebih dari tujuh bulan karena topan mematikan yang menghantam kedua terminal gas alam cair (LNG).
“Kami mengalami pemadaman listrik setiap jam dan hampir tidak ada gas untuk memasak. Hidup menjadi menyakitkan,” kata Sumi Akhter penduduk yang tunggal di pinggiran ibu kota Dhaka, seperti dikutip dari aljazeera.com, Selasa (16/5/2023).
Kedua terminal gas alam cair terpaksa ditutup setelah gelombang panas yang membakar menyebabkan pemadaman meluas di negara Asia Selatan itu.
Gas alam menyumbang lebih dari setengah produksi listrik tahunan Bangladesh, dan negara yang haus energi itu semakin rentan terhadap guncangan terkait harga dan pasokan. Hal itu karena cadangan gas domestiknya menyusut dengan cepat selama beberapa tahun terakhir.
Diketahui, pasokan listrik sekitar 17 persen kekurangan permintaan pada hati Senjn sementara defisit lebih dari 14 persen pada hari Minggu. Data tersebut berdasarkan operator jaringan Bangladesh dan kekurangan terburuk terlihat setelah tengah malam.
Topan Mocha salah satu badai terkuat yang melanda wilayah itu dalam beberapa tahun, menghantam pada akhir pekan di negara tetangga Myanmar di selatan Bangladesh.
Disisi lain, jutaan warga Bangladesh sering mengalami pemadaman listrik dalam beberapa bulan terakhir, hal itu karena pola cuaca yang tidak menentu dan harga energi global yang tinggi membuat pasokan bahan bakar ke pembangkit listrik tidak dapat diandalkan.
Zainul Abdin Farroque, seorang pemimpin senior oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh, menuduh pemerintah tidak berbuat cukup untuk memastikan pasokan listrik yang dapat diandalkan meski tarif dinaikkan.
“Saya di desa dan listrik hanya menyala selama 57 menit selama 24 jam terakhir,” kata Farroque.
Untuk informasi, pemerintah Bangladesh kembali mengoperasikan terminal Summit LNG pada Senin malam dan akan meningkatkan pasokan sebesar dua pertiga menjadi 500 juta kaki kubik standar per hari (mmscfd) pada Selasa, kata ketua perusahaan gas nasional Bangladesh.
Penulis: Andre l Editor: Saiful