Jakarta, Deras.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaiakan bahwa terdapat 7 BUMN yang belum untung alias rugi. Sedangkan 40 BUMN lainnya dalam kondisi sehat.
“Ini juga untuk menjawab pertemuan sebelumnya, berapa perusahaan BUMN yang masih dalam proses cash flow negatif atau rugi. Dari 47 BUMN, sekarang 40 BUMN itu sehat, 85 persen,” kata Menteri BUMN, Erick Thohir dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks DPR RI, Jakarta dikutip Deras.id, Senin (4/11/2024).
“Ada 7 (BUMN rugi) yang memang kita harus benar-benar kerja keras untuk beberapa tahun ke depan,” tambahnya.
Ia menyampaikan bahwa banyaknya BUMN tidak selalu mencerminkan sehatnya sebuah usaha. Oleh sebab itu, Erick Thohir berencana akan memangkas BUMN menjadi 30 perusahaan yang terdiri dari 11 klaster.
“Banyaknya BUMN itu tidak mencerminkan kesehatan sebuah usaha, bahkan kadang-kadang sinergitas ini justru membunuh pengusaha daerah dan private sector. Tinggal bagaimana kita sinkronisasi di market yang terbuka ini peran BUMN seperti apa,” tutur Erick Thohir.
“Sejalan dengan itu, kita turunkan total klasternya dari 24 menjadi 12. Lalu, dari 114 BUMN menjadi 47 (BUMN). Sekarang ke depan menjadi 11 klaster dan 30 BUMN,” imbuhnya.
Rencananya, aka ada penggabungan atau merger beberapa BUMN. Klaster energi terdapat Pertamina dan PLN. Klaster pangan terdiri dari PTPN, Pupuk Indonesia dan Bulog.
Klaster kesehatan ada Biofarma. Erick berencana akan menjadikan rumah sakit BUMN di bawah Biofarma.
Klaster mineral dan batu bara ada MIND ID. Klaster infrastruktur ada Adhi Karya, Hutama Karya, Perumnas, dan PP.
Klaster keuangan terdapat Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Klaster pertahanan ada Defend ID.
Kemudian, klaster asuransi dan dana pensiun ada IFG. Klaster pariwisata ada InJourney. Erick mengatakan, Garuda Indonesia dan Pelita Air akan masuk di ekosistem InJourney.
Berikutnya, klaster logistik ada KAI, Pos Indonesia dan Pelindo. Pelni dan ASDP akan digabungkan. Terakhir, klaster telekomunikasi dan teknologi ada Telkom serta Peruri.
Diketahui, 7 BUMN yang mengalami rugi yakni PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Bio Farma (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Perum Perumnas, dan Perum PNRI.
Editor: Ifta