Bikin Haru, Jemaah Haji Ini Tak ke Masjid Nabawi Demi Suapi Ibunda di Hotel
Madinah, Deras.id – Seorang jemaah haji (Calhaj) asal Kebumen, Jawa Tengah, Nur Khamid (55), memilih tidak pergi ke Masjid Nabawi demi menemani ibundanya yang sudah sepuh di salah satu hotel Madinah, Arab Saudi.
Nur Khamid memilih salat berjamaah dan makan bersama dengan ibundanya, Alfiah (90), di hotel tempat mereka menginap.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai guru pendidikan agam Islam (PAI) di salah satu SMK di Kebumen ini terlihat sangat telaten menemani dan sesekali menyuapi sang Ibu sambil lesehan di depan kamar hotel tempatnya di Madinah.
“Sebenarnya Ibu sudah saya tawarkan umrah, tapi ibu inginnya berangkat haji bersama saya, Ibu tidak ingin umrah, padahal saya sudah daftar haji tahun 2011. Waktu itu mendaftar sendiri karena cuma punya biaya untuk satu orang. Makanya kemudian tahun 2019 ada rezekinya, saya tawarkan ibu untuk berangkat umrah bersama istri saya saja,” kata Nur Khamid kepada Tim Media Center Haji (MCH) di Madinah, Arab Saudi, dikutip Jumat (31/5/2024).
Dia menceritakan bahwa ibundaya ingin sekali ke Tanah suci bersamanya. Akhirnya pada 2019 ibu dan istrinya mendaftar dan mendapatkan nomor porsi.
“Satu tahun kemudian, tahun 2020 nama saya keluar sebagai jemaah berhak melunasi, tapi saya tolak, karena saya juga ingin berangkat haji bareng Ibu,” tutur Nur Khamid.
Setelah menunggu 4 tahun, akhirnya pada musim 2024 keinginan untuk memenuhi keinginan ibundanya terkabul.
“Alhamdulillah, saya bahagia akhirnya tahun ini bisa membahagiakan Ibu dengan membawanyanya ke Tanah Suci. Saya bersyukur sekali dengan kebijakan penggabungan mahram dari Kementerian Agama. Meskipun kebahagian saya belum lengkap sekali. Sebab saya belum bisa sekalian berhaji bersama istri,” ujarnya.
Dalam rombongan haji, Nur Khamid juga mendapatkan amanah sebagai ketua rombongan (karom) yang juga memiliki tanggung jawab memperhatikan rombongannya.
“Saya berusaha untuk menjalankan tugas sebagai karom. Saat harus meninggalkan Ibu di hotel karena tugas karom, saya titipkan ibu pada anggota kloter lain yang kebetulan tetangga di Kampung,” urainya.
“Atau jika untuk salat jemaah saja, saya tidak ke Nabawi. Lebih sering berjamaah bersama ibu di hotel sambil menjaga dan menemani ibu. Meskipun demikian jika sikonnya memungkinkan, saya bawa ibu ke Masjid Nabawi dengan kursi roda, beliau sangat senang jika diajak ke Nabawi,” sambungnya.
Menurut Nur Khamid, tidak ada kesulitan mengurus Ibunya sambil beribadah haji. Bahkan, Ia merasa pengalaman ini sebagai keberkahan yang diberikan Allah kepadanya.
“Saya merasa diberi kesempatan berbakti dan membalas kasih ibu, walaupun ini tidak akan cukup,” sebutnya.
Ibunda Nur Khamid memang sudah sepuh, tapi masih bisa beraktivitas sendiri,meski kadang memang perlu dibantu. Saat makan, biasanya Nur Khamid akan makan di box konsumsi yang sama dengan ibunya.
“Khawatir Ibunya tidak makan jika tidak dibarengi,” tutur anak bungsu dari lima bersaudara ini.
Nur Khamid mengaku kebahagian terpenting baginya adalah kebahagiaan Ibundanya. Ia berharap dapat terus berbakti kepada ibu.
“Semoga kita semua dapat selalu berbakti kepada orang tua, terlebih saat mereka masih ada bersama kita,” harapnya.