Jakarta, Deras.id – Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan (Trimedya), merasa heran dengan aksi Mahfud MD saat mengungkapkan transaksi mencurigakan Rp349 Triliun di Kementerian Keuangan. Ia menyebut masih banyak lingkup politik dan hukum yang lebih membutuhkan Mahfud dari pada kasus tersebut.
“Saya heran, hanya saja, yang dipertanyakan orang, kenapa Pak Mahfud ngomong seperti ini (transaksi janggal Rp 349 triliun) setelah tiga tahun jadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). Selama ini ke mana saja Pak Mahfud? Termasuk paling krusial Rancangan Undang-Undang (RUU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dianggap nadi dari pemberantasan korupsi, hampir tidak terdengar juga suara Pak Mahfud ini,” ucap Trimedya saat rapat dengan Komisi III DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/3/2023) kemarin.
Trimedya menyebut bahwa transaksi mencurigakan Rp349 Triliun hanya untuk membuat publik bertanya-tanya kepada Mahfud MD. Menurutnya, Menko Polhukam tersebut seperti penari mencuri perhatian orang lain agar dilamar pihak tertentu.
“Jadi tidak salah juga Pak Mahfud, orang menyampaikan ada apa dengan Pak Mahfud? Ini berangkat dari kesadaran atau Pak Mahfud lagi menari di atas panggung supaya ada yang melamar?,” singgungnya.
Meski demikian, Trimedya tak mempersoalkan lebih jauh atas langkah yang diambil oleh Mahfud MD. Trimedya juga menilai bahwa Mahfud MD memiliki tiga latar belakang yakni sebagai akademisi, aktivis, dan politisi.
“Tapi sah-sah saja (langkah Mahfud MD), bapak-ibu kawan-kawan Komisi III. Karena di dalam darah Pak Mahfud ini paling tidak menurut saya ada tiga Pak, akademisi, aktivis, dan politisi. Saya mengamati, bahwa Pak Mahfud ini luar biasa, waktu ia melobi kita ketika mau jadi anggota Mahkamah Konstitusi (MK) dia ngasih buku, yang ditulis oleh Pak Mahfud, saya kira Pak Benny, Pak Sudding, waktu itu pasti terima buku dari Pak Mahfud,” ucapnya.
Trimedya mengatakan jika Mahfud MD memang orang yang luar biasa sebagai politisi. Diawal rapat, kata dia, Mahfud sudah menggeber duluan yang membuat Arteria Dahlan terprovokasi.
“Jadi waktu Pak Mahfud sok-sok serius tadi, saya sih ketawa-ketawa saja. Belum lagi gaya Madura-an keluar. Sudah politisi, orang Madura, ya buktinya begitu ada dua tiga kali interupsi, Pak Mahfud itu kemudian sadar. Waduh, duh dulu saya juga begitu waktu tempat duduknya di tempat duduk Pak Sudding. Jadi dia sadar, mungkin dulu saya juga begitu kalau mengejar. Jadi kita anggap itu bagian dari upaya kita untuk sama-sama menegakkan kebenaran,” pungkasnya.
Penulis: Redhy | Editor: Rifai