Jakarta, Deras.id- Penyisihan Grup Euro 2024 di Jerman telah menyajikan banyak drama. Drama gol penentu di babak tambahan waktu dan munculnya kekuatan baru dari tim non unggulan sering mematahkan semua perkiaraan pecinta sepak bola di seluruh penjuru dunia. Berikut ada lima hal yang terjadi selama gelaran penyisihan babak Grup Euro 2024.
Sering Hadir Gol Penentu di Menit Akhir
Indikasi sebuah laga berjalan ketat dan seru adalah terciptanya drama dalam berjalan pertandingan. Terlebih drama gol di menit akhir semakin menunjukkan sengitnya pertandingan Euro edisi kali ini. Menjadi menarik karena gol tersebut mampu menyelamatkan tim dari kekalahan, atau bahkan mampu membuat tim memenangkan laga.
Di babak Grup Euro 2024, terjadi sembilan drama gol di menit menit 90 plus. Di laga pembuka Grup A, Emre Can yang masuk sebagai pemain pengganti, menciptakan gol di menit akhir untuk mempertebal kemenangan Jerman atas Skotlandia. Gol dari pemain Swiss, Breel Embolo ke gawang Hungaria, maupun pemain Turki, Kerem Akturkoglou ke gawang Georgia. Semuanya berujung kemenangan.
Namun ada juga pemain yang menciptakan gol di menit akhir dan membuat timnya terhindar dari kekalahan. Salah satunya adalah gol pemain Albania, Klaus Gjasula ke gawang Kroasia. Aksi Luka Jovic ke gawang Slovenia dan berhasil menyelamatkan serbia. Jerman di laga terakhir grup, juga terhindar dari kekalahan berkat gol telat dari Fullkrug. Gol spektakuler Mattia Zaccagni ke gawang Kroasia berhasil menyelamatkan jaura bertahan dari kekalahan dan lolos ke babakl 16 besar bersama Spanyol.
Kemudian yang lebih menarik lagi adalah gol di menit akhir yang membuat sebuah tim memenangkan laga. Seperti misal gol pemain sayap Portugal, Francisco Conceicao ke gawang Ceko. Pemain Hungaria Kevin Csoboth, juga melakukannya saat membobol gawang Skotlandia. Namun yang juga tak kalah dramatis adalah gol pemain Turki, Cenk Tosun saat melawan Ceko. Gol tersebut membuat Turki lolos ke 16 besar.
Gol Bunuh Diri
Sepanjang putaran fase grup sudah tercatat total tujuh gol bunuh diri yang terjadi di babak grup Euro 2024. Rekor gol bunuh diri terbanyak dalam satu ajang Euro adalah 11 gol. Momen tersebut terjadi di Euro 2020 lalu. Bukan tidak mungkin, di Euro 2024 kali ini rekor tersebut akan terpecahkan.
Gol bunuh diri di Euro 2024 sudah terjadi sejak laga pembuka. Saat itu bek Real Madrid Antonio Rudiger menanduk bola ke arah Manuel Neuer saat menghadapi Skotlandia. Setelah itu ada bek Austria, Maximilian Woeber yang cetak gol ke gawang sendiri saat melawan Perancis. Kemudian ada bek Italia yang dijuluki reikernasi Paolo Maldini, Riccardo Calafiori yang cetak gol bunuh diri saat hadapi Spanyol. Gol Woeber dan Calafiori ini masing-masing jadi gol tunggal penentu kemenangan tim lawan.
Pada laga kontra Portugal, bek Turki Samet Akaydin juga cetak gol bunuh diri. Bahkan gol tersebut banyak dinilai sebagai gol bunuh diri kocak yang pernah terjadi di gelaran Euro. Selanjutnya di laga Portugal menghadapi Republik Ceko, gol bunuh diri terjadi sekaligus penentu kemenangan Portugal. Gol tersebut diciptakan Robin Hranac.
Di laga dramatis antara Kroasia melawan Albania, gol bunuh diri kembali terjadi. Gelandang Albania, Klaus Gjasula menjadi aktor dalam pertandingan tersebut. Gjasula mencetak gol bunuh diri dan gol penyeimbang di menit akhir yang menyelamatkan Albania dari kekalahan. Gol bunuh diri terakhir yang terjadi di babak Grup Euro 2024 adalah gol pemain Belanda Donyell Malen saat bersua Austria.
Roket Gol
Gol dengan lesatan indah dari luar kotak penalti juga banyak mewarnai fase Grup Euro 2024. tercatat ada delapan tendangan jarak jauh yang berbuah gol. Hal tersebut menjadi tren tersendiri di Euro 2024.
Nama Emre Can menjadi yang pertama mencetak gol dari luar kotak penalti saat menghadapi Skotlandia. Setelah itu, ada gol yang paling ramai diperbincangkan di media sosial, yakni gol fenomenal gelandang Swiss, Xherdan Shaqiri ke gawang Skotlandia, serta gol gelandang Turki, Arda Guler ke gawang Georgia.
Gol-gol roket dengan jarak jauh lainnya yang tidak kalah indah adalah gol bek Turki, Mert Muldur ke gawang Georgia. Dua tembakan roket dari gelandang Rumania, Nicolae Stanciu dan Razvan Marin, ke gawang Ukraina. Dua gol ini bahkan sampai membuat kiper Ukraina, Andriy Lunin dicadangkan di laga berikutnya.
Gelandang Italia Nicolo Barella juga berhasil cetak gol dari luar kotak penalti saat menekuk Albania. Terakhir gelandang Denmark Morten Hjulmand, yang sukses cetak gol jarak jauh saat menahan imbang Inggris.
Torehan Tinta Emas
Selain parade gol yang menarik dan unik, babak Grup EURO 2024 juga diwarnai dengan torehan rekor. Ada enam rekor tercipta selama gelaran Fase Grup Euro 2024.
Dimulai dari rekor pemain termuda dicatatkan pemain Spanyol Lamine Yamal di usia 16 tahun 338 hari. Pelatih termuda di ajang EURO juga ditorehkan atas nama Julian Nagelsmann dengan usia 36 tahun 327 hari. Selanjutanya datang dari Timnas Hungaria, Szoboszlai yang tercatat sebagai kapten termuda sepanjang sejarah Euro di usia 23 tahun 243 hari.
Selain itu, Timnas Portugal juga borong dua rekor atas nama pemainnya. Pepe jadi pemain tertua sepanjang sejarah Euro dengan usia 41 tahun 117 hari. Sedangkan Cristiano Ronaldo catatkan sebagai pencetak assist terbanyak sepanjang sejarah Euro.
Kemudian rekor gol tercepat yang ditorehkan pemain Albania, Nedim Bajrami. Bajrami cetak gol di waktu 23 detik saat menghadapui juara bertahan, Italia.
Tim Kejutan Mematahkan Semua Perkiraan
Terakhir yang membuat menarik di fase Grup Euro 2024 adalah munculnya tim kejutan yang bisa lolos ke babak 16 besar. Seperti apa yang terjadi di Grup D, saat Austria asuhan Ralf Rangnick jadi pemuncak grup mempecundangi tim besar seperti Perancis dan Belanda.
Di Grup E juga tidak kalah mengejutkan. Rumania bisa jadi juara grup mendahului tim Belgia dan Ukraina. Di Grup F juga terjadi kejutan yang sensasional ketika negara yang baru debut di Euro, yakni Georgia, mampu lolos ke babak 16 besar untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Selain tim yang mengejutkan tadi, ada juga tim yang digadang-gadang melangkah lebih jauh, namun secara tidak terduga kandas duluan. Seperti apa yang dialami Kroasia yang harus rela pulang lebih cepat dari Jerman.
Penulis: Rizal I Editor: Apr