Opini

World Cup 2022 Qatar yang Kental Nuansa Islami

Oleh: Athar Authory*

“Look who we are, we are the dreamers, we’ll make it happen ‘cause we believe it. Look who we are, we are the dreamers, we’ll make it happen ‘cause we can see it ” itulah penggalan lagu resmi world cup 2022, “Dreamers”.

Lewat lagu “Dreamers” barangkali Jungkook ingin tegaskan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di Dunia ini. Ia seperti mengajak penggemarnya pantang menyerah menggapai mimpi.

Laksana bermimpi mewujudkan perdamaian dimuka bumi ini, karena Islam rohmatan lil alamien harus disyiarkan dengan cara apapun.

Barangkali karena faktor itu pula lagu ini terpilih menjadi soundtrack Piala Dunia tahun ini. Bahkan Jungkook membawakan lagu tersebut secara live untuk kali pertama di upacara pembukaan FIFA World Cup 2022 di Qatar. Saat itu tembang “Dreamer” nya Jungkook dipadukan dengan syair arab yang dibawakan Fahad Al Kubaisy.

Baca Juga:  Keberagaman Indonesia dan Tantangan Kaum Millenial

Mungkin tak banyak yang menyadari bahwa gelaran ceremony pembukaan Piala Dunia 2022 kemarin juga disyiarkan hadits-hadits Nabi, pembacaan Al Quran, pelarangan mabuk, seks dan LGBT. Ghanim Al Muftah dengan apik membacakan Surat Al Hujurat ayat 13 yang artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.”

Penggalan ayat tersebut menunjukkan bahwa Islam mengajarkan pentingnya toleransi di antara sesama. Tidak ada ras manusia yang lebih unggul satu dari yang lainnya. Penampilan Morgan Freman yang bertubuh sempurna dan Ghanim yang disabilitas, menggambarkan bahwa Allah memandang semua adalah sama, yang membedakan adalah akhlaknya.

Mungkin sedikit yang “ngeh” bahwa bentuk stadion, nama bola hingga simbol Piala Dunia kali ini sangat kental dengan nuansa Arab dan Islami. Di setiap kamar tamu hotel, Syiar-syiar Islam pun diperkenalkan lewat kode QR dalam semua bahasa agar bisa dipelajari dan diketahui oleh non-Muslim. Tahukah kita bahwa dari itu semua, secara tidak langsung Qatar ingin menjadikan ajang sepak bola terakbar dimuka bumi ini sebagai media dakwah.

Baca Juga:  Kontroversi Kebijakan Tapera

Terlepas berbagai kontroversi yang terjadi, entah itu tudingan suap, pelanggaran HAM atau apapun, tak dapat dipungkiri bahwa Qatar telah memperlihatkan keindahan Islam pada penduduk bumi ini. World Cup 2022 secara tidak langsung memperkenalkan bahwa Islam tak seburuk propaganda ala media barat.

Atau, bisa saja tudingan kasus suap, pelanggaran HAM, penolakan LGBT dan minuman keras tersebut adalah bagian dari kampanye media barat. Karena mereka takut Dunia akan mengenal Islam lebih dekat lagi.

Sebagai Muslim, Bukankah menyebarkan syiar Islam kepada siapa saja dengan damai dan kasih sayang tentunya adalah kewajiban bagi setiap muslim dimuka bumi ini. Dalam hal ini, Qatar harus didukung minimal didoakan dan dibanggakan.

Menarik untuk ditunggu, selain negara mana yang kelak jadi Juara Dunia, juga berapa banyak penduduk bumi ini yang mualaf setelah ajang World Cup 2022, atau minimal nantinya Islamofobia sedikit demi sedikit terkikis dimuka bumi ini, Amiin.

Baca Juga:  Gol Rambut Ronaldo Milik Bruno Fernandes

*) Pemerhati Sepak Bola asal Jombang Jawa Timur.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda