Magelang, Deras.id – Momen libur lebaran dipastikan menjadi momen naiknya perputaran ekonomi di desa, salah satunya dari sektor pariwisata. Jumlah wisatawan dipastikan membludak seiring dengan meningkatnya jumlah pemudik hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
“Saya yakin tanpa imbauan (wisata saat libur lebaran) akan maksimal,” kata Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat kunjungan kerja ke BUMDesa Mekar Sembada Mulya Desa Wonolelo Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, Kamis (13/4/2023).
“Karena sekarang mudiknya dibebaskan oleh Pak Presiden. Bahkan di Jakarta tidak boleh ada open house. Artinya open house kan termasuk salah satu kegiatan yang menahan warga untuk pulang kampung. Nah Pak Presiden hari ini sudah memberikan instruksi pada kita semua tidak perlu ada open house sehingga semua bisa kumpul dengan keluarga masing-masing, sehingga seluruh pejabat kementerian dan lembaga di Jakarta bisa pulang dengan nyantai dan aman. Durasinya juga cukup panjang ditambah idul fitri dan cuti bersama,” sambungnya.
Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah pemudik 2023 mencapai 123,8 Juta orang. Angka ini meningkat 47% dalam skala nasional dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut menteri yang akrab disapa Gus Halim itu, peningkatan angka ini berpeluang menambah perputaran uang di desa. Tidak hanya momen berbagi, namun libur lebaran juga dipastikan akan meramaikan destinasi wisata yang ada di desa.
“Saya yakin perputaran uang di desa sangat signifikan pada tahun ini,” ujar Gus Halim.
Momen ini, lanjut Gus Halim, harus dimanfaatkan para pengelola desa wisata untuk memperbaiki seluruh fasilitas. Inovasi untuk membuat setiap destinasi menarik juga harus terus diasah sehingga pendapatan desa pun meningkat.
Oleh karena itu, Gus Halim mengimbau seluruh kepala desa maupun perangkat terkait untuk terus mereplikasi sistem baik yang telah diketahui sukses. Tentu saja hal tersebut tanpa meninggalkan budaya sebagai akar pembangunan desa seperti yang tertuang pada SDGs Desa ke-18, Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif.
“Pasti akan kita sosialisasikan akan kita amplifikasi untuk kemudian menjadi inspirasi dan bisa diambil dalam percepatan pembangunan desa itu replikasi. Replikasi itu ATM amati, tiru, dan modifikasi. Tentu harus disesuaikan dengan kondisi dan budaya masing-masing daerah. Itu SDGs ke-18 kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif,” pungkas Gus Halim.
Penulis: Ifta l Editor: Saiful