Jakarta, Deras.id – Harga telur di tingkat pedang eceran selama sepekan terakhir ini secara rata-rata nasional mengalami kenaikan, yakni Rp30.000 per kg. Kenaikan harga telur tersebut karena permintaan naik setelah Idulfitri.
“Harga telur naik ini karena demand naik, orang hajatan ramai, hidup kembali normal setelah libur panjang,” jelas Ketua Asosiasi Peguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar, Rofi Yasifun dalam keterangannya dikutip Deras.id, Selasa (16/5/2023).
Pada tahun-tahun sebelumnya, puncak kenaikan harga telur pascaIdulfitri biasanya terjadi H+21 hingga H+27. Harga telur tahun ini juga mengalami kenaikan pascaIdulfitri.
Kini sudah mulai turun pada Sabtu kemarin. Hari ini di tingkat peternak, harga telur Rp26.000 per kg. Dia menyebut harga telur di tingkat konsumen Rp30.000 per kg adalah harga yang wajar. Hal tersebut disebabkan oleh biaya produksi saat ini lebih tinggi dari sebelumnya.
“Sekarang biaya produksi juga sudah berbeda, menjadi tinggi, sehingga harga telur di konsumen sekitar Rp29.000 sampai dengan Rp30.000 per kg adalah wajar,” kata Rofi Yasifun.
Harga telur diharapkan bisa stabil di harga yang murah, akan tetapi tetap memberikan keuntungan bagi peternak. Sehingga harus menekan biaya pakan yang tinggi.
Hal tersebut dapat dilakukan melalui fasilitasi distribusi jagung dari Gapoktan di sentra produksi seperti NTB dan Sulawesi Selatan ke peternak Pulau Jawa, seperti Kendal, Solo Raya, Blitar, dan Lampung. Saat ini sudah dilakukan fasilitasi distribusi jagung sebanyak 4,4 Juta kg.
“Untuk menjaga keseimbangan harga telur maka upaya yang dilakukan harus menyeluruh, dari mulai memastikan stabilitas pasokan harga komoditas pakan di hulu hingga biaya logistik di hilir. Tentunya itu memerlukan sinergi dan kerja bersama,” ucap Rofi Yasifun.
Sebagai informasi, per 14 Mei 2023 pada data Panel Harga Pangan untuk harga telur di tingkat produsen rata-rata berada di Rp25.840 per kg, sedangkan di tingkat konsumen Rp29.737 per kg.
Penulis: Risca l Editor: Rifai