Brussels, Deras.id – Pekan lalu, sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penghentian gencatan senjata untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Seruan tersebut di respon oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell dan mendukung untuk menghentikan perang Israel-Hamas.
“Secara pribadi, saya pikir jeda kemanusiaan diperlukan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk dan didistribusikan, mengingat separuh penduduk Gaza telah pindah dari rumah mereka,” kata Josep Borrell kepada wartawan sebelum pertemuan para menteri luar negeri UE di Luksemburg, seperti dikutip dari aljazeera.com, Senin (23/10/2023).
Borrell mengatakan bahwa hal yang paling penting adalah memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke daerah yang terkepung, merupakan rumah bagi lebih dari dua juta orang. Ia juga menyerukan untuk Hamas agar menghentikan serangan roketnya terhadap Israel dan membebaskan lebih dari 200 orang tawanan.
Israel telah membombardir daerah tersebut setelah menerapkan blokade total dan berjanji untuk melenyapkan Hamas atas serangan kelompok bersenjata tersebut pada 7 Oktober. Akibat serangan tersebut, sedikitnya lebih dari 1.400 warga sipil meninggal.
Borrell mengutuk tindakan Israel atas blokade di Gaza, dan menggambarkannya sebagai pelanggaran hukum internasional. Uni Eropa telah berjuang untuk menunjukkan sikap terpadu mengenai konflik antara Israel dan Palestina.
Kemudian, pasukan Israel kembali melancarkan serangan udaranya yang menewaskan 4.500 warga Palestina, sebagian dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.
Diketahui, para pejabat PBB telah memperingatkan bahwa 2.3 juta penduduk Gaza berada di ambang kelaparan dan berisiko terkena kolera dan penyakit serius lainnya akibat tidak berfungsinya layanan air dan sanitasi.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) sekutu Israel memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian sementara pertempuran untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Palestina.
Sebelumnya, bantuan dari beberapa negara telah dikerahkan, namun terdapat kendala di pelabuhan Rafah yang mengakibatkan bantuan tertahan. Namun, setelah kesepakatan yang dimediasi AS antara Israel dan Mesir, truk-truk yang membawa bantuan mulai memasuki Gaza.
Penulis: Andre l Editor: Saiful