BeritaNasional

Uang Beredar selama Mudik Lebaran Capai Rp92,3 Triliun

Jakarta, Deras.id – Periode mudik Lebaran tahun ini mengalami peningkatan sebesar 14,2 persen atau sekitar 123,8 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 85,5 juta orang. Melonjaknya jumlah pemudik membuat peredaran uang di daerah diprediksi mencapai Rp92,3 triliun.

“Jumlah tersebut dihitung dari jumlah pemudik sebesar 123,8 juta orang atau setara dengan 30.752.000 keluarga. Jika setiap keluarga membawa uang rata rata Rp3.000.000, maka perputaran uangnya sebesar tersebut di atas. Ini dihitung rata rata paling minimal, masih berpeluang di atas itu,” bunyi keterangan tertulis Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang dikutip Deras.id, Senin (17/4/2023).

Meningkatnya jumlah pemudik karena pemerintah sudah tidak memberlakukan aturan pembatasan atau PPKM diLebaran kali ini. Potensi peredaran uang yang cukup besar ini dipastikan dapat membuat perekonomian daerah akan produktif, bergairah, konsumsi rumah tangga meningkat, dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional serta daerah.

Baca Juga:  Rusia Tahan Anak-Anak Ukraina, Peneliti: ini Kejahatan Kemanusiaan

Sehingga target pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun 2023 dapat diprediksi mencapai 5 persen. Sedangkan bagi pemerintah daerah akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peredaran uang akan menyebar di sektor usaha transportasi darat (bus, rental, kereta api, mobil pribadi, motor), udara (pesawat), dan laut (kapal laut). Selain itu juga pada sektor kafe, hotel/penginapan, kuliner, restoran, destinasi wisata, penjual suvenir, UMKM makanan khas daerah, warung serta produk unggulan daerah.

Wilayah yang mengalami perputaran uang didominasi oleh Pulau Jawa sebesar 62,5 persen dengan jumlah pemudik sebanyak 77,3 juta orang atau setara dengan 19.325.000 keluarga. Wilayah tersebut tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Yogyakarta dan Jabodetabek.

Sedangkan sisanya tersebar di Sumatera, Kalimantan, Bali/Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku serta Papua. Oleh sebab itu, diharapkan pemerintah dapat mendukung kelancaran arus mudik dan menjaga stabilitas harga agar tidak enggan untuk membelanjakan uangnya.

Baca Juga:  Ekonom Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5% di Akhir Tahun 2024

Penulis: Risca l Editor: Rifai

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda