Manila, Deras.id – Pasukan maritim Amerika Serikat (AS), Jepang dan Filipina akan mengadakan latihan maritim trilateral bersama di Laut China Selatan (LCS) minggu ini. Latihan itu dilakukan sebagai kegiatan rutin antara lembaga penjaga pantai untuk mengantisipasi tekanan China.
“Ini adalah kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh lembaga penjaga pantai untuk hadapi China,” kata juru bicara penjaga pantai Filipina Armand Balilo, seperti dikutip dari chanelnewsasia.com, Senin (29/5/2023).
Latihan itu akan di laksanakan tanggal 1-7 Juni di perairan provinsi Bataan, dan merupakan inisiatif Amerika Serikat dan Jepang, sementara Australia akan bergabung sebagai pengamat.
“Latihan akan dilakukan tanggal 1-7 Juni, tidak ada salahnya mengadakan latihan dengan rekan-rekan lembaga,” tambahnya.
Dalam latihan itu, Filipina sebagai tuan rumah akan mengerahkan empat kapal dan masing-masing satu dari Amerika Serikat dan Jepang akan berpartisipasi dalam latihan yang dirancang untuk meningkatkan kerja sama pencarian dan penyelamatan, seta penegakan hukum.
Filipina didekati oleh Jepang dan Amerika Serikat tentang mengadakan latihan maritim bersama pada Februari, bulan yang sama ketika Manila menuduh China melakukan kegiatan agresif di Laut China Selatan, teritorial luas yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya.
Jepang, Australia dan Amerika Serikat telah sering mengutuk militerisasi China di Laut China Selatan dan telah berusaha untuk terlibat lebih dekat dengan sekutu Filipina. Pendekatan itu dilakukan sejak Ferdinand Marcos Jr mengambil alih sebagai presiden tahun lalu dari pendahulu pro-China Rodrigo Duterte.
Hubungan Filipina dengan Amerika Serikat telah meningkat di bawah Marcos, yang semakin vokal tentang perilaku China, termasuk atas dugaan penggunaan laser tingkat militer terhadap kapal yang mendukung misi pasokan ulang makanan angkatan laut.
Bahkan, ia juga mengeluhkan sejumlah besar tersangka milisi yang bertahan di dekat fitur-fitur yang dikuasai Filipina di Kepulauan Spratly yang disengketakan. China mempertahankan tindakan penjaga pantainya sebagai legal di perairannya.
Kemudian, Balilo menambahkan bahwa latihan maritim mendatang akan mencakup simulasi kontra pembajakan, dan kemungkinan latihan intersepsi yang melibatkan kapal yang membawa senjata pemusnah massal.
Penulis: Andre l Editor: Saiful