TEKAD Diharap Mampu Tekan Prevalensi Stunting di Indonesia Timur

Ternate, Deras.id – Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) memprioritaskan peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat desa guna menanggulangi kemiskinan dan menekan prevalensi stunting di Indonesia Timur.

Melalui program ini, masyarakat desa diberikan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan berbagai macam usaha ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan dan kemandirian mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin menegaskan bahwa kemiskinan dan stunting merupakan permasalahan serius yang membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Maka dari itu, ia menginstruksikan semua pihak untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor lainnya dalam merancang dan melaksanakan program-program yang tepat sasaran.

“Oleh karenanya saya minta seluruh pihak betul-betul serius memperkuat koordinasi lintas lembaga serta melakukan penajaman kegitan intervensi penanggulangan kemiskinan dan penanganan stunting diberbagai sektor,” ujar Wapres dalam acara Penguatan, Pembangunan dan Pemberdayaan Desa untuk Indonesia Bebas Stunting dan Kemiskinan Ekstrem yang diselenggarakan di Sahid Bela Hotel Ternate, Jumat (12/5/2023).

Menurut Wapres, program yang terintegrasi dan berbasis perberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi desa sangat efektif dalam penangulangan kemiskinan dan stunting. Sebagai daerah kepulauan, Maluku Utara memiliki sumber daya yang melimpah. Jika potensi ini dimanfaatkan dengan baik, akan dapat memberikan nilai tambah yang besar bagi perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Maluku Utara menyimpan aneka potensi ekonomi untuk dikembangkan. Sumber daya perikanan, hasil hutan, pertanian yang berbasis kepulauan jika betul-betul diolah akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan luas hingga ke pelosok desa,” jelasnya.

Wapres menegaskan pemberdayaan ekonomi lokal dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan stunting. Dengan meningkatkan pendapatan, masyarakat desa dapat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas hidup dengan akses yang lebih baik ke makanan yang sehat dan bergizi. Hal ini dapat membantu mengurangi tingkat stunting dan masalah kesehatan terkait gizi buruk pada anak-anak di desa.

“Kebangkitan ekonomi lokal mulai pembangunan dan pemberdayaan desa akan menjadi kendaraan untuk keluar dari kungkungan ragam permasalahan sosial termasuk kemiskinan dan stunting,” tegasnya.

Kemiskinan dan stunting masih menjadi masalah serius di Maluku Utara, terutama di daerah pedesaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan akses ke sumber daya, infrastruktur yang kurang memadai, dan rendahnya tingkat pendidikan.

Maluku Utara sendiri adalah salah satu dari 9 provinsi yang menjadi lokus pelaksanaan program TEKAD. Program TEKAD merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk memberdayakan masyarakat desa atau kampung sehingga mereka mampu berkontribusi terhadap transformasi serta pertumbuhan yang inklusif.

Program TEKAD menyasar masyarakat desa atau kampung di 9 provinsi wilayah Timur Indonesia yaitu Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.

Penulis: Ifta l Editor: Saiful

Exit mobile version