Papua, Deras.id – Pasca teror yang dilakukan oleh Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) Papua, warga distrik Paro Kabupaten Nduga berbondong-bondong mengungsi dari kampung halamannya sejak, Minggu (5/2/2023) kemarin. Masyarakat membutuhkan waktu berjalan kaki delapan hari untuk tiba di lokasi pengungsian di Distrik Kenyam.
“Banyak masyarakat yang melarikan diri meninggalkan Distrik Paro. Kemudian dari melarikan diri itu masyarakat kelelahan serta kelaparan dalam perjalanan sehingga kami Tim Gabungan (TNI-POLRI) Satgas Damai Cartenz harus memberikan bantuan bahan makanan disamping mengevakuasi masyarakat kita yang sudah tua, perempuan dan anak-anak menuju Distrik Kenyam,” ujar Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2023, Kombes Pol Donny Charles kepada wartawan, Selasa (14/2/2023) siang.
Salah satu warga yang mengungsi mengaku takut dengan KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya. Hal itu yang menjadi alasan bagi sejumlah masyarakat untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Keluar karena takut,” ungkap salah satu warga yang enggan disebut namanya tersebut.
Sebelumnya, masyarakat Distrik Paro sempat melakukan perlawanan dengan KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya ketika 15 pekerja bagunan yang sedang membangun Puskesmas Paro mendapat ancaman akan dibunuh. Warga Distrik Paro beramai-ramai menghadang KKB yang datang dan sempat terjadi perkelahian.
“Alasan mereka keluar dari sana karena ada rombongan Egianus masuk, ancam 15 tukang, kemudian masyarakat membela sampai baku pukul. Setelah masyarakat kasih lolos 15 tukang, ada pembakaran pesawat dan masyarakat takut karena masih trauma dengan kejadian-kejadian sebelumnya. Itu sebabnya masyarakat saya lari ke ibu kota,” tutup Kepala Kampung Paro, Septinus Melangen.
Penulis: Putra Alam l Editor: Rifai