SVB Bangkrut, Bos-bos Startup Teknologi AS Ketar-ketir
California, Deras.id – Bangkrutnya Silicon Valley Bank membuat perusahaan startup teknologi di Amerika Serikat resah. Kebangkrutan tersebut diprediksi bakal menimbulkan efek domino yang luas bagi industri startup teknologi.
SVB diketahui menyimpan banyak deposit sekaligus pemberi pinjaman untuk banyak perusahaan rintisan (startup). Dengan penutupan SVB, bisa berdampak pada arus (cash flow) startup, khususnya startup kecil. Efek nyatanya adalah ketidakmampuan menggaji pegawai dan menutup biaya operasional perusahaan seperti sewa gedung/kantor, membayar penyedia perangkat lunak, biaya langganan layanan cloud, dan lainnya.
Dikutip dari situs resmi The Fed, Bank sentral AS (The Fed) sampai mengadakan rapat darurat pada Senin (13/3/2023) waktu setempat. Dilansir dari The Fed pertemuan akan diadakan secara tertutup, disebutkan akan dilakukan peninjauan kembali dan penentuan discount rate atau bunga pinjaman yang dikenakan kepada bank komersial oleh The Fed di masing-masing wilayah.
Tingginya suku bunga The Fed diduga menjadi salah satu penyebab kolapsnya SVB. Pasalnya, banyak perusahaan startup akibat kesulitan mencari dana IPO guna menstabilkan kondisi finansialnya.
Akibatnya, SVB menjadi kekurangan modal. Bahkan, SVB menjual obligasi yang dimiliki dengan kerugian mencapai US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp27,8 Triliun (kurs Rp 15.445/US$). Lagi-lagi suku bunga The Fed yang tinggi menjadi biang kerok kerugian tersebut.
Diketahui, Silicon Valley Bank (SVB) resmi ditutup otoritas berwenang Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/3/2023) kemarin. Sebelum bangkrut, SVB merupakan bank terbesar ke-16 di AS.
SVB didirikan tahun 1983. SVB menyasar pembiayaan untuk perusahaan perintis alias perusahaan baru alias startup. Bank ini menyediakan jasa pembiayaan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan perusahaan kesehatan di seluruh dunia.
Penulis: Toro | Editor: Rifai