Survei RWB Temukan 73 Persen Jurnalis Perempuan Diancam dan Dilecehkan

Jakarta, Deras.id – Hasil survei Reporters Without Borders (RWB) menunjukkan ada 73 persen jurnalis perempuan di 120 negara diancam bahkan dilecehkan secara verbal melalui media digital. Hal tersebut bahkan terjadi di negara demokrasi yang dinilai sebagai sistem terbaik dalam pemerintahan.

“Sekitar 73 persen (jurnalis perempuan) diancam atau diserang melalui email atau media sosial, sekitar 48 persen jurnalis perempuan menyensor diri sendiri dan lebih memilih menghindari menyebutkan subjek tertentu,” terang mantan jurnalis dan Associate Professor of Journalism di Queensland University of Technology di Australia Angela Romano saat menjadi pembicara dalam simposium internasional Development and Democratization in Algorithm World yang digelar FISIP Universitas Al Azhar Indonesia secara hybrid, Selasa (25/10/2022).

Hal ini diharapkan tidak menyusutkan semangat para jurnalis perempuan. Tidak hanya untuk pembebasan diri, Angela juga ingin para jurnalis perempuan mampu menjadi bagian dari model dalam jurnalisme pembangunan.

“Intinya, wartawan fokus pada “pembebasan”, yakni membangun martabat manusia, kesetaraan, dan peluang bagi semua orang,  harus aktif terlibat dan memberdayakan masyarakat biasa, juga berusaha membangun kemandirian masyarakat dan demokrasi partisipan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Angela menyebutkan bahwa apa yang menimpa jurnalis perempuan adalah tantangan yang harus diselesaikan termasuk di negara yang menggunakan sistem demokrasi. Profesor dari Nanyang Technological University Singapura Ang Peng Hwa menambahkan perlu adanya pendekatan baru untuk meminimalisir hal tersebut dan melihat keterikatan digitalisasi dengan sistem demokrasi.

“Maka dalam konteks pembangunan demokrasi, misalnya, dibutuhkan refleksi, pendekatan dan pemahaman yang terus menerus diperbaharui dalam melihat hubungan dunia digital dengan demokrasi dan pembangunan sosial politik,” tegas Ang.

Sementara itu hasil penelitian civitas akademika FISIP Universitas Al Azhar Indonesia selama 20 tahun terakhir konsisten menunjukkan bahwa isu komunikasi dan media digital memiliki keterikatan yang kuat dengan demokrasi dan pembagunan.

Kontributor: Wildan (Panitia International Symposium FISIP-UAI)

Exit mobile version