BeritaNasional

Staf Ahli Mendes PDTT Ungkap Pentingnya Rantai Pasok pada Komoditas Lokal Desa

Jakarta, Deras.id – Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Samsul Widodo menuturkan bahwa Pulau Jawa adalah pusat industri para pelaku ekonomi berskala besar. Karenanya Pulau Jawa dianggap memiliki peran vital dalam memastikan objek pasar seluruh komoditas di Indonesia.

“Indonesia ini sangat kaya sebenarnya, komoditas itu begitu banyaknya. Tapi masalah adalah bagaimana komoditas itu bisa kita bawa ke Indonesia Barat. Karena Industri ada di Indonesia Barat,” ungkap samsul dalam Podcastnya di akun Youtube FreightSight, dikutip Deras.id pada Minggu (13/11/2022).

Lebih lanjut, Ia menambahkan, persaingan komoditas dan upaya memenuhi permintaan pasokan seringkali memaksa para pelaku pertanian di Desa mengambil langkah-langkah instan yang dapat berdampak negatif pada melemahnya pangsa pasar.

Baca Juga:  ATR/BPN Keluarkan Edaran terkait Transaksi Jual Beli Tanah di Kawasan IKN

Ia juga menilai, sejauh ini belum ada hasil komoditas di sebuah wilayah yang secara masif dapat menjangkau costumer di pulau Jawa. Karenanya, Ia berharap produk-produk yang dikelola para pelaku ekonomi di sejumlah daerah khususnya di Desa-desa tersebut dapat menargetkan barang yang dikelolanya tersalurkan di pulau Jawa.

“Bagaimana produk-produk dari desa-desa diseluruh indonesia ini mampu menjangkau customer. Jadi mampu menjangkau customer itu artinya Customer terbesar ada di jawa,” ujarnya.

Baginya, Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki letak geografis strategis, telah banyak produk lokal unggulan yang dihasilkan. Misalnya, di Wamena dikenal dengan Kopinya, dan maluku yang terkenal dengan rempah-rempahnya. Atas dasar itulah, Ia berharap semua potensi alam di setiap wilayah itu dapat dikembangkan pada sektor Industri. Sehingga bisa memudahkan akses komoditas tersebut dalam menentukan target pasar.

Baca Juga:  Hindari Mobil, Pengendara Motor Asal Nganjuk Tewas

“Bisa dibayangkan, kita punya kopi di Wamena misalnya, kita punya fanili yang sangat terkenal di Flores, di Alor. Kita punya produk-produk rempah di Maluku. Itu bagaimana caranya bisa masuk Industri. Bisa langsung ketemu dengan pasar, bertemu dengan costumer dengan baik,” pungkasnya.

Penulis: Dayat | Editor: Dian

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda