Siswi MAN 1 Yogyakarta Pamerkan Hasil Penelitian Pengaruh K-Pop dengan Self Harm di Acara BRIN
Jakarta, Deras.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah sukses gelar pameran riset dan inovasi terbesar di Indonesia. Rangkaian acara yang bernama InaRI Expo itu, terdapat pameran dari lomba karya ilmiah remaja (LKIR) se-Indonesia. Salah satu finalisnya berasal dari MAN 1 Yogyakarta, yang meneliti pengaruh K-Pop dengan Self Harm Fighter Remaja.
“Saya seorang K-Popers yang pada tahun 2020-2022 awal saya itu punya akun Twiiter yang saya buat khusus untuk ngikuitin kabar terbaru dari grup K-pop yang saya suka. Saya banyak temen online disitu, dari berbagai wilayah di Indonesia yang bahkan dari mereka itu banyak melakukan self-harm. Disinilah saya tertarik, oh mungkin ini bisa jadi topik penelitian,” kata Aurella Lysandra siswi MAN 1 Yogyakarta dalam akun Twitter @brin_indonesia.
Sebagai informasi, self harm fighter adalah semua hal yang dilakukan untuk menyakiti diri sendiri. Sehingga kecenderungan itu masuk dalam terganggunya kesehatan mental.
Penggemar K-pop, lanjut Aurella, banyak didominasi oleh anak usai remaja, bahkan sampai orang dewasa sekalipun.
“Usia 22-25 bahkan dewasa pun juga menyukai K-popers,” klaim dia.
Dalam kesempatan yang sama, Zaskia Aulia anggota tim LKIR MAN 1 Yogyakarta itu menyebutkan, jika selama ini menonton K-Pop merupakan obat untuk mengurangi stres yang berlebihan.
“Kami melakukan wawancara hasilnya itu mereka menganggap K-Pop ini menjadi support system mereka, dapat membuat mood mereka menjadi lebih baik. Sehinga menonton K-Pop bisa teralihkan dengan catatan sementara, “ ujarnya.
Jadi jika dianalogikan, lanjut dia, relasi menonton k-pop secara tidak langsung menjadi obat dari terganggung mental seseorang meskipun hanya bersifat sementara.
“Mungkin ini kayak operasi dan obat bius. Jadi operasinya adalah self-harmnya, dan K-pop adalah obat biusynya,” tutupnya.
Penulis: Putra Alam l Editor: Rifai