Inggris, Deras.id – Aktivis Shabnam Nasimi mengkritik negara yang masih diam atas larangan pendidikan pada perempuan Afghanistan oleh Taliban.
“Bagaimana mungkin dunia masih tetap diam? 474 hari sejak Taliban melarang gadis remaja bersekolah dan 17 hari sejak Taliban melarang wanita dari universitas,” tulis Shabnam Nasimi di akun Twiternya pada, Kamis (6/1/2023) sore.
Shabnam Nasimi juga meretweet video yang diunggah oleh seorang wartawan di akun Twitter @natiqmalikzada, yang memperlihatkan seorang gadis muda dengan marah mempertanyakan kemunafikan Taliban dan bertanya mengapa mereka mengizinkan putrinya sendiri untuk belajar di luar negeri.
“Apakah menjadi perempuan itu dosa?Taliban tidak membiarkan kami pergi ke sekolah,Tetapi putri mereka sendiri belajar di negara lain. Kami merindukan guru, pena, buku catatan,” katanya
dalam video tersebut tampak seorang perempuan yang mengatakan jika pihaknya tidak mau dikurung, alias ingin bersekolah dan belajar.
“Kami ingin pergi ke sekolah, belajar dan menjadi cerdas, tidak ingin berada di rumah terus dan buta huruf,” harapnya.
Selain itu, Shabnam Nasimi juga menambahkan bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia yang paling mendasar.
“Pendidikan bukan hak istimewa, Itu adalah hak asasi manusia yang paling mendasar,” tambah Nasimi.
Kritik serupa juga datang dari seorang wartawan dalam akun Twitter @SangitaMyska. Pihaknya mengatakan dunia tetap diam karena lebih suka memikirkan sinetron kerajaan daripada pembongkaran hak asasi perempuan.
“Dunia tetap diam karena lebih suka memikirkan sinetron kerajaan daripada pembongkaran hak asasi perempuan dan anak perempuan secara sistemik,” kata Myska
Kritikan serupa juga datang dari Sekretaris Jenderal (Sekjend) PBB, Toby Lanzer yang menyatakan sependapat dengan Shabnam Nasimi tentang hak asasi manusia yang paling dasar adalah pendidikan.
“Ya, Shabnam Nasimi pendidikan adalah hak dasar dab Taliban mengejar kebijakan yang merugikan diri sendiri dengan melarang anak perempuan dari sekolah menengah dan universitas, namun sebagian besar dunia akan menonton, menyatakan keprihatinan, untuk saat ini negara-negara sibuk dengan urusan lain,” tutup Toby Lanzer.
Penulis: Mahfud | Editor: Rifai