Jakarta, Deras.id – Sepekan menjelang puncak haji, hampir 200 Ribu jemaah Indonesia sudah di Makkah Al Mukaramah. Saat puncak haji jemaah disarankan untuk beribadah di pemondokannya karena terdapat penyesuaian masa operasional bus shalawat.
“Bus Shalawat itu akan berhenti operasional pada tanggal 5 Zulhijah atau 11 Juni 2024. Mulai tanggal 5 sampai 8 Zulhijah, atau saat jemaah mulai diberangkatkan ke Arafah, aktifitas ibadahnya cukup di pemondokan saja,” kata Kepala Seksi Transportasi PPIH Daerah Kerja Makkah, Syarif Rahman dalam keterangan tertulis pada laman Kementerian Agama dikutip Deras.id, Sabtu (8/6/2024).
“Menjelang puncak perhajian itu memang diberhentikan sementara, karena bus-bus itu akan ditarik. Selurunya akan digunakan untuk layanan shuttle Armuzna, mulai dari Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina dan ke Makkah,” tambahnya.
Selain disiapkan untuk melayani jemaah di Armuzna, bus shalawat tersebut diberhentikan sementara agar jemaah bisa menyiapkan diri secara fisik. Hal tersebut dilakukan agar jemaah banyak istirahat di tempat akomodasi untuk menyiapkan diri secara fisik mental dan kesehatan menuju puncak haji.
Selama tidak ada layanan bus shalawat, jemaah haji diimbau untuk melaksanakan shalat 5 waktu di masjid terdekat yang ada di sekitar tempat akomodasi.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyediakan 450 armada Bus Shalawat yang beroperasi selama 24 jam untuk mobilitas jemaah haji Indonesia menuju Masjidil Haram. Adanya fasilitas tersebut, untuk memberikan kemudahan jemaah haji apabila ingin pergi beribadah di Masjidil Haram. Masjidil Haram menjadi lokasi yang paling banyak dituju jemaah haji selama di tanah kelahiran nabi ini.
Bus shalawat akan kembali beroperasi lagi melayani jemaah ke Masjidil Haram pada 14 Zulhijah 1445 H atau 20 Juni 2024 pukul 00.30 WAS.
“Usai puncak haji, bus shalawat akan kembali dioperasikan untuk melayani jemaah yang akan melaksanakan thawaf ifadah, thawaf wada, maupun salat lima waktu di Masjidil Haram,” jelas Syarif Rahman.
Penulis: Risca l Editor: Ifta