Ternate, Deras.id – Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Taufik Madjid menempatkan pemenuhan pangan masyarakat Maluku Utara sebagai isu penting yang harus benar-benar diperhatikan. Sebab isu tersebut adalah salah satu kebutuhan premier dalam lingkup global yang membutuhkan pengambilan kebijakan secara detail.
“Maka Indonesia sejak sekarang harus berpikir dan mengambil kebijakan yang betul-betul positif agar Indonesia bisa survive. Salah satunya kita bicara ketahanan pangan,” terang Sekjen Taufik dalam FGD yang digelar Jaringan komunikasi (Jarkom) Khatulistiwa Provinsi Maluku Utara dengan tema Lahan untuk Masa Depan Pangan Maluku Utara bertempat di Ternate dikutip Deras.id, Sabtu (3/8/2024).
“Isu ini strategis dan saya apresiasi karena anak-anak muda di Jaringan Komunikasi Khatulistiwa menjadikan ini sebagai fokus jadi harus kita perhatikan benar-benar. Ketahanan pangan ini isu sensitif dan strategis. Jangan sampai daerah yang luar biasa sumber dayanya kita stuck, kita harus berlari, melompat untuk mencukupi kebutuhan pangan,” sambungnya.
Ketahanan dan kemandirian pangan harus dijadikan sebagai isu yang ditangani secara serius oleh pemerintah di berbagai level. Namun demikian, cara dan strategi yang digunakan harus menyesuaikan kebutuhan daerah dengan potensi dan masalah yang berbeda.
Hal ini tidak bisa diatasi oleh Kemendes PDTT saja sebagai aktor tunggal. Namun perlu keterlibatan pihak lain termasuk pemerintah berbagai level hingga masyarakat sebagai tokoh penting dalam pembangunan desa.
Menurut Sekjen Taufik, generasi muda punya andil besar yang wajib terlibat di setiap langkah pembangunan. Anak muda adalah tokoh yang memiliki berbagai insight dari luar untuk diaplikasikan ke desa, tentu saja menyesuaikan kebutuhan tanpa meninggalkan kearifan lokal setempat.
“Kita bicara dalam perspektif yang jauh, satu entitas yang bisa menjadi tulang punggung masa depan bangsa. Harus diisi anak-anak muda. Kita harus bisa think global act local. Banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan, kita harus sama-sama menyelesaikan ini,” jelas Sekjen Taufik.
Seperti diketahui Indonesia masih tercatat sebagai negara yang melakukan impor dalam jumlah besar khususnya untuk memenuhi kebutuhan pangan. Padahal Indonesia termasuk negara tropis sehingga harus bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Editor: Ifta