Jakarta, Deras.id – Perseteruan Demokrat Kubu Moeldoko vs Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kian panas. Kedua kubu saling tuding sebagai pembegal partai berlambang bintang mercy tersebut.
Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai upaya yang dilakukan KSP Moeldoko untuk merebut partai Demokrat sama sekali tidak mencerminkan sikap kesatria sebagai prajurit. Bahkan Moeldoko juga disebut sebagai jenderal begal partai atas tindakannya tersebut.
“Jenderal tapi jadi begal partai, tidak menunjukkan teladan dan nilai-nilai ksatria sebagai seorang prajurit,” kata Herzaky dalam keterangannya, Kamis (6/4/2023).
Herzaky juga mengklaim terdapat puluhan jenderal purnawirawan merasa malu dengan kelakuan Moeldoko. Mereka bahkan menyebut kelakuan Moeldoko tak patut dijadikan contoh.
“Bersama kami, Partai Demokrat, bersama Ketum AHY, ada puluhan jenderal purnawirawan yang merasa malu dengan kelakuan anda yang tidak patut dicontoh,” tambahnya.
Menjelang Pemilu 2024, banyak partai yang lolos verifikasi untuk ikut serta dalam pesta demokrasi tersebut termasuk Demokrat. Herzaky menyebut Moeldoko seharusnya malu kepada setiap aktor yang berhasil membuat partainya lolos sebagai peserta pemilu, bukan malah ingin merebutnya.
“Anda jenderal, KSP, tapi tidak mampu buat partai sendiri. Malah mau jadi begal partai orang,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan Herzaky, Partai Demokrat kubu Moeldoko membalas dengan mengatakan pembegal partai yang sesungguhnya adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Karena mereka yang menjadi dalang agar peserta Kongres Partai Demokrat 2020 memilih AHY sebagai ketua umum.
“Pembegal partai, adalah mereka: SBY, AHY, dan Ibas adiknya, yang tanpa malu menguasai pucuk-pucuk pimpinan Partai Demokrat dan ‘menyihir’ semua peserta Kongres Partai Demokrat 2020, untuk mau memilih anaknya sebagai ketua umum,” ungkap Saiful.
SBY bahkan disebut telah mengubah Partai Demokrat yang awalnya merupakan partai demokratis dan terbuka menjadi partai keluarga. SBY hanya ingin membuat dinasti keluarganya, bukan untuk membesarkan partai Demokrat.
“Pembegal partai adalah SBY yang memaksa secara membabi buta, merubah Partai Demokrat untuk tak lagi menjadi partai yang demokratis dan terbuka, melainkan menjadi partai keluarga yang bisa mengokohkan kekuasaan keluarga,” pungkasnya.
Penulis: Kusairi l Editor: Ifta