Moskow, Deras.id – Presiden Ukraina Vladimir Putin telah menyampaikan pidato kenegaraan di ibu kota Moskow, Rusia. Putin berbicara kepada anggota parlemen, komandan militer dan tantara bahwa Rusia akan menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian START.
“Saya terpaksa mengumumkan hari ini bahwa Rusia menagguhkan partisipasinya dalam perjanjian senjata ofensif strategis,” kata Putin dalam pidatonya yang dikutip dari Aljazeera.com, Selasa (21/2/2023).
START (Strategi Arms Reduction Talks) adalah perjanjian antara AS dan Uni Soviet untuk mengurangi kepemilikan hulu ledak nuklir secara signifikan. Hal itu juga muncul untuk membuat dunia lebih aman dengan penggunaan senjata nuklir yang dikurangi, tidak hanya dibatasi.
Perjanjian START Baru ditandatangani di Praha pada tahun 2010, itu mulai berlaku pada tahun berikutnya dan diperpanjang pada 2021.
Kemudian, Putin mengatakan Rusia harus siap untuk menguji senjata nuklir jika Amerika Serikat bergerak untuk melakukannya sendiri. Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia dengan hampir 6.000 hulu ledak.
Disisi lain, dalam pidato itu Putin menambahkan bahwa Rusia dengan segala cara untuk menyelesaikan masalah dengan damai. Bahkan ia menyebut Ukraina yang memulai peperangan tersebut.
“Saya ingin mengulangi, mereka memulai perang dan kami menggunakan kekuatan untuk mengehentikannya,” tambahnya.
“Kami melakukan segala yang mungkin untuk menyelesaikan masalah ini secara damai, menegoisasikan jalan keluar damai dari konflik yang sulit ini, tetapi di belakang kami, skenario yang sangat berbeda sedang disiapkan,” kata pemimpin Rusia itu.
Tanggapan atas bantuan Barat ke Ukraina, Putin menyebut Barat ingin mengukir Rusia dan mencuri sumber daya alamnya yang besar. Namun, pemimpin berusia 70 tahun itu mengatakan tidak akan pernah menyerah pada upaya Barat untuk memecah belah masyarakatnya, bahkan mayoritas orang Rusia mendukung perang tersebut.
Penulis: Andre l Editor: Rea