Rusia Tahan Anak-Anak Ukraina, Peneliti: ini Kejahatan Kemanusiaan
Washington, Deras.id – Rusia telah menahan setidaknya 6.000 anak sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dan telah menyebabkan kerugian yang signifikan. Para peneliti dari lab penelitian kemanusiaan sekolah kesehatan masyarakat dari Yale telah mengidentifikasi 43 kamp dimana anak-anak Ukraina ditahan dengan tujuan pendidikan politik.
“Beberapa kamp yang didukung oleh Federasi Rusia diiklankan sebagai program integrasi, dengan tujuan nyata untuk mengintegrasikan anak-anak dari Ukraina ke dalam visi pemerintah Rusia tentang budaya, sejarah dan masyarakat nasional,” isi laporan itu dikutip dari aljazeera.com, Rabu (15/2/2023).
Rusia telah menahan setidaknya 6.000 anak Ukraina dan mungkin jumlahnya akan bertambah, ini adalah bentuk kejahatan perang dan kemanusiaan yang dilakukan Rusia. Anak-anak yang dideportasi adalah yang dianggap yatim piatu oleh Rusia dan mereka yang hak asuhnya tidak jelas atau tidak pasti karena perang.
Nathaniel Raymond peneliti dari Yale mengatakan, kejadian tersebut menjadikan Moskow dalam pelanggaran yang jelas terhadap konvensi jenewa keempat. Konvensi tersebut berisi tentang perlakuan terhadap warga sipil selama perang dan menyebut laporan itu sebagai peringatan amber raksasa.
Disisi lain, Kedutaan Besar Rusia di Washinton DC menanggapi laporan itu dan mengatakan Rusia menerima anak-anak yang terpaksa melarikan diri dari Ukraina.
“Kami melakukan yang terbaik untuk menjaga orang di bawah umur dalam keluarga, dan dalam kasus ketidakhadiran atau kematian orang tua dan kerabat, untuk memindahkan anak yatim piatu di bawah perwakilan,” kata kedutaan Rusia.
Sebagai informasi, sistem kamp dan adopsi oleh keluarga Rusia atas anak-anak Ukraina telah disahkan dan dikoordinasikan di tingkat tertinggi pemerintahan Rusia. Pemerintah Ukraina mengkomfirmasi lebih dari 14.700 anak telah dideportasi ke Rusia, dengan lebih dari 1.000 berasal dari Pelabuhan Mariupol.
Penulis: Andre l Editor: Rea