BeritaNasional

Rupiah Terus Tertekan Dollar AS, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Jakarta, Deras.id – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan banyak pihak yang mempertanyakan penyebab nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada dalam tren pelemahan selama beberapa pekan terakhir, bahkan kurs rupiah menembus level Rp15.900 per dollar AS. Hal tersebut terjadi karena pelemahan rupiah tidak terlepas dari kondisi Keuangan negara Amerika Serikat yang sedang mengalami defisit yang kian membengkak.

“Kemarin banyak yang bertanya ke saya, ‘Kenapa nilai tukar US Dollar naik cukup tinggi’,” bunyi keterangan tertulis pada akun Instagram @smindrawati dikutip Deras.id, (31/10/2023).

Defisit fiskal AS mencapai 1,69 Triliun dollar AS. Tingginya defisit tersebut mendorong kebutuhan pembiayaan Negeri Paman Sam, sehingga mengakibatkan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AD meningkat bahkan mencapai 5 persen.

Baca Juga:  10 Tahun Menjabat, Jokowi Hanya Mampu Turunkan Kemiskinan Indonesia Sebanyak 2,22%

“Apa dampaknya? Fenomena ini menyebabkan maraknya penarikan US Dollar dari seluruh dunia untuk diinvestasikan kembali ke Amerika. Sehingga, index US Dollar menguat, sementara mata uang lain melemah,” jelas Sri Mulyani Indrawati.

Bukan hanya Amerika, kondisi ekonomi global masih dibayang-bayangi ketidakpastian. Pelemahan ekonomi yang dialami China serta berbagai sentimen di Uni Eropa membuat ketidakpastian meningkat serta berdampak pada selera investasi pasar.

Namun, Sri Mulyani mengklaim bahwa pemerintah dapat meminimalisir dampak dari pelemahan rupiah yakni melalui instrumen belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pasalnya, APBN bekerja sebagai shock absorber.

Realisasi APBN per September 2023 masih melanjutkan tren positif. APBN surplus sebesar Rp67,7 triliun atau 0,32% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Baca Juga:  Indonesia Buka Peluang Kerja Sama dengan Australia Bidang Transformasi Digital

Sri Mulyani mendorong pemerintah daerah untuk memaksimalkan anggaran belanja dengan sisa tahun anggaran yang hanya tinggal dua bulan. Pemerintah daerah didorong untuk melakukan belanja yang berorientasi pada perlindungan masyarakat.

Penulis: Risca l Editor: Ifta

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda