BeritaNasional

Risma Sebut Tak Ada Anggaran untuk Pasien Gagal Ginjal Akut

Jakarta, Deras.id – Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengungkapkan bahwa saat ini Kementerian Sosial (Kemensos) tidak memiliki anggaran untuk bantuan pasien gagal ginjal akut. Hal itu disebabkan anggaran untuk penanganan permasalahan sosial mengalami penurunan sebesar Rp300 miliar.

“Bersama ini kami sampaikan bahwa Kementerian Sosial tidak ada alokasi anggaran terkait santunan, penanganan keringanan biaya pengobatan dan pemulihan kesehatan para pasien dan keluarga, dikarenakan anggaran Kementerian Sosial untuk penanganan permasalahan sosial mengalami penurunan sebesar Rp 300 miliar,” ungkap Risma

Pernyataan mantan Walikota Surabaya itu tertuang dalam surat edaran dengan nomor S-256/MS/BS.00/3/2023 pada Sabtu (25/3/2023). Adapun surat tersebut ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.

Sebelumnya, Risma telah pernah menyampaikan bahwa Kementerian yang saat ini di pimpinnya itu tidak mempunyai anggaran untuk bantuan pasien terdampak gagal ginjal akut. Menurutnya, biaya untuk memenuhi bantuan tersebut terbilang cukup berat.

Baca Juga:  Dirjen PDP: IDM Sebagai Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan di Desa

“Kami kan enggak ada anggarannya. Duit dari mana anggarannya kalau itu nanti harus cuci darah itu kan tidak hanya sekali kan harus berkali-kali. Duit dari mana kami, berat biayanya,” kata Risma kepada wartawan di Kemensos, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023).

Risma sendiri telah menyampaikan kepada Menko PMK terkait tidak adanya anggaran tersebut. Kalaupun santunan diberikan satu kali, namun untuk pengobatan selanjutnya seperti cuci ginjal, ia menyebut tidak ada uangnya.

“Makanya kemarin saya sudah matur (bilang) ke Pak Menko PMK, ‘Pak, kami enggak ada uang’. Kalau (santunan) dikasih satu kali, terus dia cuci ginjal, terus dari mana duitnya begitu. Jadi kami tidak ada anggaran untuk itu,” tutur Risma.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa anggaran untuk balai-balai Kemensos saat ini mengalami penurunan hingga Rp300 miliar. Sehingga pihaknya harus sangat rinci dalam mengelola anggaran supaya cukup untuk waktu satu tahun.

Baca Juga:  AS Minta Bantuan China Soal Rudal Korea Utara

“Kalau nanti saya gunakan (untuk) yang lain, nanti orang-orang (di balai) ini mau dikasih makan apa, orang ODGJ mau makan mereka. Makanya saya harus hitung supaya mereka bisa sampai selesai tahun ini,” pungkasnya.

Penulis: Kusairi | Editor: Saiful

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda