BeritaNasional

Respons PBNU Soal Wacana MLB NU

Jakarta, Deras.id – Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyayangkan rencana Muktamar Luar Biasa (MLB) NU. Menurutnya, NU merupakan organisasi keramat yang didirikan oleh kiai dan tidak memiliki sejarah MLB tandingan.

“Saya sebenarnya menyesalkan aja, tiap orang boleh punya ide, tapi NU ini keramat, yang didirikan oleh kekasih-kekasih Allah, jadi tidak ada sejarahnya NU itu MLB tandingan,” kata Sekjen PBNU, Gus Ipul kepada wartawan dikutip Deras.id, Kamis (12/9/2024).

Gus Ipul mengatakan bahwa upaya tersebut akan sia-sia. Pasalnya, orang yang menggagas MLB tandingan tersebut tidak mempunyai hak suara di PBNU.

“Biasanya pikiran-pikiran seperti itu sulit terwujud. Untuk apa? Atas dasar alasan apa? Kalau memang mau ganti itu ada mekanismenya di NU, di NU itu sudah ada mekanismenya, saya rasa sia-sia lah, dan tak akan dapat dukungan,” tutur Gus Ipul.

“Nggak lah nggak punya hak suara, dari mana punya hak suara, jadi NU ini dijaga sekali dengan para kyai-kyai itu dan kiai-kiai itu juga punya pertimbangan-pertimbangan yang matang, tidak akan kiai-kiai itu ikut-ikut tindakan yang gegabah,” tambahnya.

Diketahui, Presidium Penyelamat NU mengklaim rencana MLB NU telah mendapatkan dukungan lebih dari 300 PCNU dan PWNU se-Indonesia. Koordinator Presidium Penyelamat NU, KH Abdussalam Shohib (Gus Salam) menyampaikan pihaknya membuka jalur aduan (hotline) untuk para warga dan pengurus NU yang resah terhadap pengurus PBNU karena melakukan tindakan pelanggaran.

“Kami meyakini mayoritas warga dan pengurus NU sebenarnya ingin mengadukan pelanggaran dan kritik atas tindakan penyalahgunaan institusi PBNU, (tapi ya) agak sungkan. Kebijakan PBNU yang tidak menyenangkan, penuh pelanggaran dan merusak ini tidak boleh dibiarkan,” jelas Gus Salam.

Ketua organizer committee (OC), KH Imam Baihaqi Sarang menyampaikan secara prinsip rekaman dari Hotline Pengaduan Presidium selama 3 hari itu memuat 4 penilaian, yakni PBNU melanggar Konstitusi NU, khususnya Khittah Nahdliyyah. Kedua, PBNU intervensi terhadap Pansus Haji DPR.

Ketiga, PBNU mengubah wajah dan tampilan Jamiyyah, termasuk menjadi korporasi industri ekstraksi sumber daya alam (tambang). Keempat PBNU merusak persatuan dan kesatuan jamiyyah dan jemaah NU melalui tata kelola, tata kerja, kinerja dan performa kepemimpinan PBNU dalam penyelenggaraan jamiyyah.

Editor: Ifta

Show More
Dapatkan berita terupdate dari Deras ID di:

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Mohon Matikan AdBlock di Browser Anda, Untuk Menikmati Konten Kami