Moskow, Deras.id – Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Inggris agar tak memasok amunisi uranium ke Ukraina. Ia mengancam bahwa Moskow akan bereaksi jika Inggris memasok bahan amunisi senjata tersebut.
“Inggris Raya mengumumkan tidak hanya pasokan tank ke Ukraina tetapi juga selongsong dengan uranium yang habis. Jika ini terjadi, Rusia Terpaksa Bereaksi,” kata Putin kepada wartawan setelah pembicaraan dengan presiden China, dikutip dari alJazeera.com, Rabu (22/3/2023).
“Jika semua ini terjadi, Rusia harus menanggapinya, mengingat Barat secara kolektif sudah mulai menggunakan senjata dengan komponen nuklir,” tambah Putin.
Reaksi pemimpin Rusia itu terjadi setelah berita menteri negara pertahanan Inggris, Annabel Goldie mengkonfirmasi bahwa amunisi yang mengandung uranium adalah bagian dari paket bantuan militer yang dikirim ke Ukraina bersama tank tempur Challenger 2.
“Bersamaan dengan pemberian kami satu skuadron tank tempur utama Challenger 2 ke Ukraina, kami akan menyediakan amunisi termasuk peluru penembus lapis baja yang mengandung depleted uranium,” kata Goldie.
“Amunisi itu sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja,” lanjutnya.
Kemudian, kementerian pertahanan Inggris menolak peringatan Putin dengan mengatakan peluru penembus baja telah menjadi peralatan standar selama beberapa dekade dan tidak ada hubungannya dengan senjata atau kemampuan nuklir.
Bahkan, kementerian itu menuduh Rusia melakukan disinformasi yang disengaja karena menggambarkan amunisi tersebut sebagai senjata dengan komponen nuklir.
“Rusia mengetahui hal ini, tetapi dengan sengaja berusaha untuk memberikan informasi yang salah,” kata kementerian tersebut.
Diketahui, Depleted uranium adalah produk sampingan dari proses pengayaan nuklir yang digunakan untuk membuat bahan bakar nuklir atau senjata nuklir. Bobotnya cocok untuk digunakan dalam putaran penembus baja karena membantu untuk menembus baja dengan mudah.
Lalu, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan amunisi semacam itu sebagai logam berat yang beracun
Sementara, Pelucutan Senjata Nuklir (CND) sebuah organisasi anti-nuklir, mengutuk keputusan Inggris untuk mengirim amunisi dan menyebutnya sebagai bencana lingkungan dan kesehatan tambahan bagi mereka yang hidup dalam konflik.
“CND telah berulang kali meminta pemerintah Inggris untuk segera melakukan moratorium penggunaan senjata depleted uranium dan untuk mendanai studi jangka panjang mengenai dampak kesehatan dan lingkungannya,” kata sekretaris jenderal CND Kate Hudson.
Penulis: Andre l Editor: Saiful