Kherson, Deras.id – Bendungan Kakhovka yang meledak mengancam Sekitar 42.000 orang terkena banjir. Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa konsekuensi yang serius akan terjadi dan berjangkauan luas.
“Jebolnya bendungan itu akan menimbulkan konsekuensi serius dan luas bagi ribuan orang di Ukraina selatan di kedua sisi garis depan melalui hilangnya rumah, makanan, air bersih dan mata pencaharian,” kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths, seperti dikutip dari reuters.com, Rabu (7/6/2023).
Jebolnya bendungan tersebut mengirim air melintasi zona perang Ukraina dan memaksa ribuan orang mengungsi. Insiden bendungan itu menyebabkan Rusia dan Ukraina saling menyalahkan.
Ukraina mengatakan Rusia yang melakukan kejahatan disengaja dengan meledakkan bendungan Nova Kakhovka. Sementara, Moskow menyalahkan Kyiv dengan mengatakan pihaknya berusaha mengalihkan perhatian dari peluncuran serangan balasan.
“Besarnya bencana hanya akan terwujud sepenuhnya dalam beberapa hari mendatang,” tambahnya.
Menurut data sementara, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, tetapi banjir yang dahsyat itu memungkinkan akan menyebabkan banyak kematian.
Di kota Kherson, sekitar 60 km (37 mil) hilir dari bendungan, ketinggian air naik 3,5 meter (11-1/2 kaki). Hal itu memaksa penduduk untuk bekerja keras melewati air setinggi lutut untuk mengungsi. Semua harta benda termasuk hewan di angkut di kapal induk.
“Semuanya terendam air, semua perabotan, lemari es, makanan, semua bunga, semuanya terapung. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” kata Oksana warga sipil yang terdampak.
Kemudian, bus, kereta api dan kendaraan pribadi dikerahkan untuk membawa orang ke tempat aman, sekitar 80 komunitas yang terancam banjir. Lebih lanjut, retakan artileri yang masuk membuat orang-orang mencoba melarikan diri untuk berlindung.
Sebagai tambahan, Amerika Serikat (AS) sekutu Kyiv mengatakan tidak pasti siapa yang bertanggung jawab, tetapi wakil duta besar AS untuk PBB Robert Wood mengatakan bahwa tidak masuk akal bagi Ukraina untuk menghancurkan bendungan dan merugikan rakyatnya sendiri.
Penulis: Andre l Editor: Saiful