Jakarta, Deras.id – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah bersiap untuk operasional layanan jemaah haji gelombang II yang secara bertahap diberangkatkan dari Kota Makkah pada, Rabu (26/6/2024). Para jemaah haji akan berada di Madinah selama lebih kurang delapan sampai sembilan hari.
“Sebanyak 98 hotel tersebar di Lima Sektor sudah disiapkan untuk ditempati jemaah gelombang II yang akan tiba di Madinah,” kata Kepala Daerah Kerja Madinah, Ali Machzumi dalam keterangan tertulis pada laman Kementerian Agama dikutip Deras.id, Kamis (27/6/2024).
Operasional layanan yang akan diterima jemaah secara penuh mencakup akomodasi, katering, transportasi, lansia, dan layanan kesehatan. Jemaah haji mendapatkan konsumsi, serta makan pagi, siang, dan malam.
Jemaah haji akan berada di Kota Madinah untuk beribadah dan melakukan ziarah ke sejumlah tempat bersejarah yang ada di Kota Nabi. Apabila jemaah haji ingin beribadah di Masjid Nabawi harus memperhatikan hal-hal berikut, yaitu mencatat nama dan nomor hotel, memberi tahu dan mencatat nomor kontak Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di hotel.
Selain itu, jemaah haji diimbau untuk menyiapkan kebutuhan peribadatannya di Kota Madinah sejak masih berada di Makkah. Kapasitas hotel di Madinah tidak sebanyak di Makkah. Bila di Makkah satu hotel ada yang bisa menampung sampai 20 ribu jemaah, di Madinah hanya sekitar 1.500-an.
Jarak hotel ke Masjidil Haram relatif agak jauh sehingga butuh Bus Shalawat, di Madinah hotelnya dekat dengan masjid Nabawi. Kira-kira jarak hotel ke Masjid Nabawi sekitar 500 meter. Hal tersebut perlu dipahami oleh para jemaah haji, karena kondisi tersebut berdampak terhadap penempatan jemaah.
Pemondokan jemaah haji Indonesia di Madinah merupakan hotel berbintang 3 sampai 5 dan tidak menyediakan tempat cuci jemur seperti di Makkah. Jemaah haji dapat menyiasatinya dengan menyiapkan baju ganti yang cukup selama beraktivitas di Madinah.
Selama di Kota Madinah, jemaah haji akan melaksanakan ziarah ke beberapa lokasi, seperti Raudhah, mesjid Kuba, Jabal Uhud, dan sebagainya. Masuk Raudhah, jemaah akan menggunakan tasreh yang sudah didaftarkan oleh Bimbad Madinah.
Seringkali, jadwal ke Raudhah berbarengan dengan momen ziarah di situs lain. Apabila terjadi hal semacam itu, Jemaah diimbau untuk mendahulukan berziarah ke Raudhah.
“Utamakan ziarah ke Raudhah dulu. Karena ini jadwalnya tidak bisa diulang. Kalau sudah terlewat, jemaah tidak punya kesempatan lagi. Karenanya pastikan jangan terlewat jadwal ke Raudhahnya,” kata Kepala Daerah Kerja Makkah, Khalilurrahman.
Penulis: Risca l Editor: Ifta