Washington, Deras.id – Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi akan mengunjungi Amerika Serikat (AS) bulan depan. Dalam sebuah pernyataan Gedung Putih kunjungan kenegaraan resmi tersebut bertujuan untuk menegaskan kemitraan yang dalam dan erat.
“Kunjungan mendatang akan menegaskan kemitraan yang mendalam dan erat antara Amerika Serikat dan India, ikatan hangat keluarga dan persahabatan yang menghubungkan orang Amerika dan India bersama-sama,” bunyi pernyataan Gedung Putih, seperti dikutip dari aljazeera.com, Rabu (10/5/2023).
Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menjamu Modi di Washington pada tanggal 22 Juni. Sebelumnya, mereka telah mengadakan pertemuan virtual pada April 2022 ketika Washington berusaha mendorong New Delhi untuk menerapkan tekanan ekonomi pada Moskow atas invasi tetangganya.
Kemudian, Joe Biden mengatakan kepada PM India pada waktu itu bahwa Washington dapat membantu India mendiversifikasi impor minyaknya, tetapi bukan kepentingan negara itu untuk meningkatkan impor energi dari Rusia.
Sementara itu, awal bulan ini sebuah komisi independen AS merekomendasikan untuk tahun keempat berturut-turut agar India ditambahkan ke daftar hitam kebebasan beragama, mengatakan bahwa kondisi negara itu untuk agama minoritas terus memburuk sepanjang tahun 2022.
Lalu, menurut laporan komisi AS untuk kebebasan beragama internasional (USCIRF) ini telah memicu kemarahan dari para pejabat India. Tahun lalu, juru bicara kementerian luar negeri India Arindam Bagchi menuduh pejabat senior AS membuat komentar yang salah informasi dan bias.
Di samping permasalahan itu, undangan Modi ke Washington karena India dan AS berusaha untuk menopang dukungan terhadap meningkatnya ketegasan China.
Untuk diketahui, AS dan India telah mempertahankan hubungan dekat mereka selama beberapa dekade, terutama dalam bidang pertahanan dan perdagangan, dan ini akan menjadi kunjungan kenegaraan pertama Modi ke negara tersebut.
Hubungan harmonis kedua negara telah diuji dalam beberapa bulan terakhir karena berbagai masalah, termasuk kekhawatiran atas catatan hak asasi manusia pemerintah India dan hubungannya dengan Rusia di tengah perang di Ukraina.
Penulis: Andre l Editor: Saiful