PKC Jatim Gelorakan Usulan Mahbub Djunaidi Jadi Pahlawan Nasional dalam Muspimnas

Surabaya, Deras.id – Ketua Mandataris Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur, Baijuri, akan mendukung penuh usulan tokoh Mahbub Djunaidi sebagai Pahlawan Nasional. Baijuri akan menggelorakan gagasan ini pada Musyawarah Pimpinan Nasional PB PMII di Tulungagung pada Kamis (17/11/2022) mendatang.

“Salah satu agenda kami di MUSPIMNAS nanti ialah mendorong sahabat Mahbub Djunaidi sebagai Pahlawan Nasional,” ungkap Baijuri, Senin (14/11/2022). 

Ia menegaskan, sosok Mahbub Djunaidi adalah pejuang militan yang haus akan kebenaran, dan teguh menegakkan keadilan dengan segudang ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, Mahbub Djunaidi dinilai pantas didapuk sebagai Pahlawan Nasional.

“Sepak terjangnya dalam dunia pergerakan tentu tidak diragukan lagi. Pemikirannya yang visioner dan daya dobraknya yang luar biasa mengantarkan namanya masuk ke dalam benak pikiran kaum muda dan aktivis mahasiswa sebagai sosok yang patut dijadikan suri tauladan yang baik,” terangnya. 

Aktivis PMII besutan Jember ini juga menambahkan, Mahbub Djunaidi tak hanya aktivis PMII, namun juga organisasi NU lainnya, salah satunya adalah Ansor. Selain itu, Mahbub tidak saja dikenal sebagai Sastrawan ulung, Mahbub Djunadi juga disebut sebagai aktivis yang juga aktif di jalur politik. Kiprah politik Mahbub Djunaidi berakar dari gagasan dan karya tulisnya.

Senada dengan Baijuri, Ketua Majelis Pembina Nasional (Mabinas) Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Ahmad Bagja menilai Mahbub Djunaidi pantas untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional.

“Saya menyambut baik gagasan-gagasan dari sahabat-sahabat PB PMII yang mengusulkan Mahbub Djunaidi sebagai pahlawan nasional. Saya kira itu sangat pantas,” tuturnya dilansir dari NU Online di tengah-tengah Seminar Nasional Mahbub Djunaidi for Pahlawan Nasional di Gedung Juang 45 Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/12).

Menurut Bagja, pikiran orisinal Mahbub Djunaidi merepresentasikan sebuah frekuensi disparitas yang bahkan melampaui negara-negara liberal dan komunis secara fundamental. Bagja pun mengenang salah satu pemikiran Mahbub Djunaidi, yakni ilmu yang baik adalah ilmu yang didedikasikan untuk meluhurkan derajat manusia.

“Ini pikiran yang saya kira berbeda diametral dari pikiran negara-negara lain misalnya dengan pemikiran liberal dan komunis, yang menganggap bahwa ilmu bisa dipakai untuk apa saja termasuk bikin senjata untuk perang, kalau bagi Mahbub, ilmu itu untuk meluhurkan derajat manusia,” kenang Bagja. 

Penulis: Dayat | Editor: Dian

Exit mobile version